Rabu, 04 Maret 2015

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

PRINSIP-PRINSIP DALAM PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN




Makalah Ini Dibuat Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah                : Strategi Pembelajaran
Dosen Pengampu              :
Oleh :
Wantia Khikmah         ( 1123305005)
Erna Setyowati           ( 11233050xx)
Catur Setyowati          (11233050xx)
Sahid Reza                  ( 11233050xx)
Khanifah                     (1123305035)
TAR/ 4 PGMI-A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI ( STAIN )
PURWOKERTO
2013/2014
A.    Pendahuluan
Strategi pembelajaran sebagai salah satu komponen pendidkan yang terpenting juga mengalami perubahan. Strategi pembelajaran yang dituntut pada saat ini adalah strategi pembelajaran yang berpusat pada aktivitas peserta didik (student sentris) dalam suasana lebih demokratis, adil, manusiawi, memberdayakan, menyenangkan, menggembirakan, membangkitkan minat belajar, merangsang munculnya inspirasi, imajinasi, kreasi, inovasi, etos kerja, dan semangat hidup.
Strategi pembelajaran perlu bervariasi dan sesuai dengan kompetensi dan hasil belajar yang akan dicapai serta materi pembelajaran. Sesuai dengan tuntutan kehidupan masyarakat saat ini, hendaknya strategi tidak hanya berguna dalam pencapaian tujuan pembelajaran saja, tetapi juga memiliki dampak pengiring dalam pertumbuhan kepribadian individu, sesuai dengan tuntutan pembentukan kompetensi. Untuk itu perlu digunakan strategi yang sesuai dengan konteks kehidupan nyata,.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentang prinsip-prinsip dalam penerapan strategi pembelajaran. Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip dalam bahasan ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan masing-masing.

B.     Prinsip Pembelajaran
Pengertian Prinsip Pembelajaran
Prinsip dikatakan juga landasan. Prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986 dalam Supani dkk. 1997/1998) adalah represent the theoretical framework of the method. Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi 1) bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Dengan demikian, prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis, petunjuk-petunjuk teoretis bagi penyusunan sebuah metode pembelajaran dalam hal :
1)    Pemilihan dan peyusunan bahan pembelajaran yang akan dibelajarkan;
2)   Pengaturan proses belajar mengajarnya: bagaimana mengajarkan dan mempelajarinya, hal-hal yang berhubungan dengan pendekatan, teknik, media, dan sebagainya;
3)     Guru yang akan mengajarkannya, persyaratan yang harus dimiliki, serta aktivitas yang harus dilaksanakan;
4)     Siswa yang mempelajarinya, berkenaan dengan aktivitasnya; dan
5)     Hal-hal lain yang terlibat dalam proses belajar mengajar.

C.     Prinsip Prinsip Dalam Penerapan Strategi Pembelajaran
Yang dimaksud dengan prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran adalah hal-hal yang diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah bahwa tidak semua strategi pembelajaran cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan.[1] Setiap strategi memiliki kekhasan tersendiri, karena itu guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan, guru perlu memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:

a.        Berorientasi pada tujuan.
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Segala aktivitas guru dan siswa, mestilah diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Guru dituntut untuk menyadari tujuan dari kegiatan mengajarnya dengan titik tolak kebutuhan siswa.[2]
b.       Aktivitas.
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan tidak terbatas pada aktivitas fisik, akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental. Dinamika perkembangan psikologis dan fisiologis yang normal dan baik akan sangat mendukung proses pembelajaran dan pencapaian hasilnya.[3]

c.       Individualitas.
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa, dan pada hakekatnya yang ingin dicapai adalah perubahan perilaku setiap siswa. Walaupun yang diajar adalah kelompok siswa dan standar keberhasilan guru ditentukan setinggi-tingginya. Semakin tinggi standar keberhasilan ditentukan, maka semakin berkualitas proses pembelajaran.

d.      Integritas.
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegrasi. Penggunaan metode diskusi misalnya, guru harus dapat merancang strategi pelaksanaan diskusi tak hanya terbatas pada pengembangan aspek intelektual saja, tetapi harus mendorong siswa agar mereka bisa berkembang secara keseluruhan. Mendorong siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain, mendorong siswa agar berani mengeluarkan gagasan atau ide-ide yang orisinil, mendorong siswa untuk bersikap jujur, tenggang rasa, dan lain sebagainya.
Peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 menyebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.[4]
D.    Macam-macam Prinsip Pembelajaran
Prinsip pembelajaran dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu 1) prinsip umum dan 2) prinsip khusus (lihat Supani, dkk. 1997/1998).
1.      Prinsip umum,
 Yaitu prinsip pembelajaran yang dapat diberlakukan/ berlaku untuk semua mata pelajaran di suatu sekolah/program pendidikan. Prinsip-prinsip umum pembelajaran di antaranya sebagai berikut.
1)          Prinsip motivasi,
 Yaitu dalam belajar diperlukan motif-motif yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Dengan prinsip ini, guru harus berperan sebagai motivator siswa dalam belajar.
2)          Prinsip belajar sambil bekerja/mengalami,
Yaitu dalam mempelajari sesuatu, apalagi yang berhubungan dengan keterampilan haruslah melalui pengalaman langsung, seperti belajar menulis siswa harus menulis, belajar berpidato harus melalui praktik berpidato.
3)          Prinsip pemecahan masalah,
Yaitu dalam belajar siswa perlu dihadapkan pada situasi-situasi bermasalah dan guru membimbing siswa untuk memecahkannya.
4)          Prinsip perbedaan individual
 Yaitu setiap siswa memiliki perbedaan-perbedaan dalam berbagai hal, seperti intelegensi, watak, latar belakang keluarga, ekonomi, sosial, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dalam kegiatan pembelajaran dituntut memperhitungkan perbedaa-perbedaan itu.
2.      Prinsip khusus
 Yaitu prinsip-prinsip pembelajaran yang hanya berlaku untuk satu mata pelajaran tertentu, seperti pembelajaran bahasa Indonesia. Setiap mata pelajaran memiliki banyak prinsip khusus. Prinsip-prinsip khusus pembelajaran bahasa Indonesia di antaranya sebagai berikut.
1)          Ajarkan bahasa, bukan tentang bahasa
 Yaitu pembelajaran bahasa merupakan aktivitas membina siswa mempergunakan bahasa sebagai alat komunikasi sebagai penutur bahasa. Artinya, siswa dilatih keterampilan berbahasa yang hanya dikuasai melalui praktik berbahasa. Jadi, pembelajaran bahasa merupakan kegiatan untuk menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus dilakukan melalui praktik menggunakan bahasa. Bukan sebaliknya, pembelajaran bahasa adalah aktivitas mempelajari teori atau pengetahuan tentang bahasa.
2)          Bahasa target bukan sekedar objek pembelajaran, tetapi juga wahana komunikasi dalam proses pembelajaran atau di kelas.
Artinya, kegiatan pembelajaran tidak semata-mata ditujukan untuk mengenal dan menguasai bahasa target. Akan tetapi, proses pembelajaran harus menjadikan bahasa itu sebagai wahana dalam berkomunikasi, yaitu dengan menggunakan bahasa target dalam setiap kesempatan berkomunikasi tentang topik-topik di luar bahasa (pendekatan komunikatif).
3)     Sejauh mungkin gunakan bahasa otentik yang digunakan dalam konteks nyata sebagai sumber bahan ajar, seperti bahasa di surat kabar, bahasa nyata dalam kehidupan.
4)     Setiap bahasa memiliki sistem bahasanya sendiri.
 Untuk itu, dalam mempelajari bahasa kedua harus menjaga jangan sampai terjadi interferensi (pengaruh) bahasa pertamanya terhadap bahasa kedua yang dipelajari.

E.     Fungsi  menggunakan prinsip-prinsip staategi pembelajaran
Sebagai pedoman/kerangka teori, setiap butir prinsip pengajaran memberikan arah  yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pengajaran.[5]


F.      Penutup
Prinsip pembelajaran adalah

G.    Daftar Pustaka

Sanjaya, Wina. Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan(Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2010), hal.133
http://www.uin-alauddin.ac.id/download-14.%20Nuryamin_STRATEGI%20PEMBELAJARAN.pdf ,diakses pada hari rabu tanggal 6 November 2013 jam 15.10
 Arikunto,Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal. 130 
 Asrori, Muhammad. Psikologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: Wacana Prima, 2007), hal. 3 

[1] http://www.uin-alauddin.ac.id/download-14.%20Nuryamin_STRATEGI%20PEMBELAJARAN.pdf ,diakses pada hari rabu tanggal 6 November 2013 jam 15.10

[2] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. V; Jakarta: Bina Aksara, 1989), hal. 130 
[3] Muhammad Asrori, Psikologi Pembelajaran (Cet. I; Bandung: Wacana Prima, 2007), hal. 3 
[4] Wina Sanjaya, Strategi pembelajaran Berorientasi Standar proses Pendidikan(Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2010), hal.133
[5] http://aguswuryanto.wordpress.com/2010/07/20/prinsip-pendekatan-metode-teknik-strategi-dan-model-pembelajaran/ diakses pada hari rabu, tanggal 6 November 2013, jam 16.39

Tidak ada komentar:

Posting Komentar