Rabu, 04 Maret 2015

PEMBELAJARAN PUASA, AMALIYAH RAMADHAN, DAN SHALAT ‘ID

PEMBELAJARAN PUASA, AMALIYAH RAMADHAN, DAN SHALAT ‘ID


Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Pembelajaran Fiqh
Dosen Pengampu    : Drs. Subur,M. Ag.

Disusun Oleh:
Akbarina Nurizkiani 1123305002
Wantia Khikmah 1123305005
Faradila Khoirunnisa 1123305012
Ahmad Arifin Zain 1123305014
Deny Ristiani 1123305041
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2013
A.      Pendahuluan
Puasa merupakan rukun islam yang ketiga, maka dari itu kita sebagai umat islam wajib melaksanakan bulan puasa khususnya dibulan ramadhan.
B.       Konsep Puasa
Puasa dikenal dengan sebutan “shiyam” atau “shaum” berasal dari bahasa Arab. Secara lughawi shiyam atau shaum berarti berpantang atau menahan diri dari sesuatu. Dalam pengertian syar’i, puasa digambarkan dalam al-Quran (surat al-Baqarah ayat 187) sebagai “menahan hawa nafsu dari makan, minum dan hubungan seksual dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dari pengertian secara syara’ tersebut dapat ditarik makna bahwa puasa atau syiam adalah suatu ibadah kepada Allah swt. Dengan syarat dan rukun tertentu dengan jalan menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksualdan lain-lain perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna atau nilai dari pada puasa, semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.[1]
·         Syarat puasa :
Syarat wajib puasa terdiri dari :
1.    Berakal.
2.    Baligh.
3.    Kuat berpuasa.
4.    Mengetahui masuknya bulan ramadhan.
Syarat sah puasa sebagai berikut :
1.    Islam.
2.    Mumayyiz, ialah orang yang dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik.
3.    Suci dari haid dan nifas bagi orang perempuan.
4.    Puasa pada hari yang dibolehkan puasa.
·         Rukun Puasa terdiri, dari :
1.    Puasa harus dengan niat.
2.    Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
·         Hal-hal yang membatalkan puasa :
1.    Makan dan minum.
2.    Muntah dengan disengaja.
3.    Melakukan hubungan kelamin, mengeluarkan mania tau bermesraan hingga keluar mani, membatalkan puasa.
4.    Keluar darah haid atau nifas
5.    Gila
·         Orang yang tidak boleh berpuasa, yaitu :
1.    Orang sakit yang tidak kuat berpuasa, karena apabila ia berpuasa akan bertambah sakitnya, dan kepadanya diperbolehkan berbuka dengan kewajiban mengqoda bila ia telah sembuh pada waktu sesudah Ramadhan selesai.
2.    Orang yang berpergian jaug yang cukup melelahkan, demikian pula orang yang pergi ibadah haji.
3.    Orang yang lemah fisiknya karena memang pembawaannya atau sudah tua, atau karena habis sakit yang kekuatan fisiknya tidak normal kembali, mereka diperbolehkan membayar fidyah (sedekah) setiap hari ¾ liter.
4.    Wanita hamil atau wanita menyusukkan anaknya yang khawatir akan .lemah atau mengganggu kesehatan bayinya. Bagi keduanya boleh berbuka dan wajib qodho serta member makan fakir miskin tiap-tiap hari ¾ liter.
·         Hikmah Berpuasa
Adapun hikmah/manfaat puasa itu antara lain :
1.    Sebagai tanda syukur atas nikmat dan karunia Allah swt. Yang diberikan kepada kita.
2.    Penanaman iman dan taqwa kepada Allah swt. Meskipun banyak makanan di siang hari, tidak akan memakannya, karena kita yakin bahwa Allah swt. melihat kita.
3.    Penanaman jiwa social.
4.    Membina sifat sabar dan tawakal.
5.    Mendapat dua kegembiraan.
6.    Menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
7.    Melatih disiplin waktu dan peraturan.
C.       Konsep Amalan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dan penuh berkah dan dapat dilipat gandakan pahala amalan-amalannya. Pada waktu itulah pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka ditutup.
Sabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya telah dating padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, disaat dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syaitan-syaitan dan padanya dijumpai suatu malam yang dinilainya lebih berharga dari seribu bulan. Maka barang siapa yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu buat selama-lamanya.” (HR.Ahmad, Nasai dan Baihaqi).
Dari hadits tersebut jelaslah, bahwa beramal pada bulan Ramadhan akan sangat besar pahalanya. Amalan-amalan yang utama dilakukan pada bulan Ramadhan antara lain:
1.    Qiyamu Ramadhan
Salah satu bentuk qiyam ramadhan adalah shalat tarawih dan shalat witir.
2.    Tadarus Al-Quran
3.    Bershadaqah kepada fakir miskin, dan member makanan kepada orang yang berbuka.
4.    Memperbanyak istighfar (mohon ampun) dan do’a, khususnya pada Lailatul Qadar.
5.    I’tikaf
Yaitu diam (berhenti) dalam masjid dengan cara yang tertentu.
D.      Konsep Shalat ‘ID
1)      Shalat Idul Fitri
Hari raya Idul Fitri adalah suatu hari dimana umat Islam kembali pada fitrahnya setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramadhan. Jadi yang dimaksud shalat idul fitri adalah shalat sunat yang dilakukan pada hari raya setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramdhan.
·         Waktu Shalat Idul Fitri :
Shalat idul fitri dilaksanakan pada hari raya idul Fitri, yakni bertepatan pada tanggal 1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa ramadhan. Dimulainya shalat Idul Fitri dari terbit matahari sampai tergelincir (siang hari) sebelum masuk waktu dhuhur.
·         Tata Cara Pelaksanaan shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri dapat dikerjakan di tanah lapang ataupun di masjid. Sebelum mengerjakan sholat, terlebih dahulu kita harus suci dari hadas kecil dan najis serta berwudhu, selain itu kita harus menutup aurat dan memakai pakaian yang suci, bersih dan bagus.
2)      Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha hukumnya sunnah muakkad dan disunahkan lebih siang (dilambatkan) untuk member kesempatan berkumpulnya jamaah.
·         Waktu Shalat :
Waktu shalat Idul Adha dilaksanakan oleh umat Islam pada tanggal 10 Dzulhijah yakni, bertepatan dengan rangkaian kegiatan haji ditanah suci Mekkah.
Umat Islam berkesempatan untuk menyembelih binatang kurban, disamping itu karena sebelum shalat Idul Adha umat Islam masih dalam keadaan tidak makan terlebih dahulu berbeda dengan Idul Fitri yang dianjurkan makan terlebih dahulu. Adapun pelaksanaan penyembelihannya sampai 13 Dzulhijah (hari tasyrik).
·         Keutamaan Shalat Id :
1.    Shalat Id merupakan syiar agama Islam.
2.    Orang yang menghidupkan hari raya Allah tidak akan mematikan hatinya.
3.    Ketika akan pergi shalat id disunatkan utuk mandi dan memakai harum-haruman dan mengenakan pakaian terbaik.
4.    Sebelum berangkat shalat Idul Fitri disunatkan makan terlebih dahulu.
5.    Orang yang pergi menunaikan shalat hendaknya menempuh jalan yang berbeda antara pergi dan pulangnya.
6.    Shalat hari raya dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah.
7.    Pada waktu shalat untuk rakaat pertama setelah takbiratul ihram sebelum membaca fatihah disunatkan membaca takbir sebanyak tujuh kali, sedangkan pada rakaat kedua itu lima kali.
E.       Pembelajaran Puasa
1.    Metode Ceramah
Metode ceramah berguna untuk menyampaikan informasi atau gagasan, tetapi tidak efektif untuk mengajarkan gerakan. Agar lebih efektif, langkah-langkah yang dapat digunakan untuk meningkatkan ceramah antara lain :
1)        Buatlah ceramah menjadi bermakna. Artinya informasi yang disampaikan dapat memenuhi sebanyak mungkin harapan akan pengetahuan siswa.
2)        Perhatikan prinsip keseluruhan dan parsial. Dalam ceramah harus menentukan apakah materi yang dibahas itu harus disampaikan seluruhnya dalam satu waktu atau menyampaikannya bertahap sesuai dengan jam pelajaran dan kemampuan siswa.
3)        Atur sistemtika penyampaian dengan baik.
4)        Pengulangan dan simpulan.
5)        Gunakan media sebagai alat bantu.
6)        Jangan terlalu lama.
7)        Gunakan metode pembelajaran lain sebagai selingan dan sebagai alat bantu untuk mengetahui efektifitas ceramah.
2.    Metode Tanya Jawab
Menurut E. Mulyasa dalam bukunya Lukman Zain, rambu-rambu pertanyaan yang baik itu meliputi :
1)        Memberi acauan pertanyaan kepada siswa. Bentuk pertanyaan ini diberikan dengan terlebih dahulu menyampaikan materi-materi yang akan ditanyakan.
2)        Pusatkan pertanyaan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3)        Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan harus dapat menuntun dan membimbing siswa ke arah jawaban yang benar.
4)        Guru harus melacak jawaban siswa.
3.    Teknik Talking Stick
Teknik ini sebenarnya hanya teknik bertanya biasa, namun agar menjadi lebih menarik, guru dapat menggunakan tongkat untuk memilih siswa untuk menjawab.
Teknik talking stick dapat digunakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)         Siapkan sebuah tongkat untuk dibawa mengajar.
2)        Sampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi puasa dari bahan ajar.
3)        Setelah mereka selesai membaca dan mempelajari materi puasa ramadhan, siswa diminta untuk menutup buku mereka.
4)        Guru mengambil tongkat yng telah disiapkan dan berikan kepada salah seorang siswa.
5)        Berikan pertanyaan tentang puasa ramadhan kepada siswa yang sedang mendapat giliran memegang tongkat dan minta untuk menjawabnya.
6)        Berikan kembali pertanyaan, dan berikan tongkat kepada lain.
7)        Simpulkan materi yang telah disampaikan melalui pertanyaan-pertanyaan itu.
8)        Lakukan evaluasi.
4.    Tumpukan Kartu
Seorang guru dapat menggunakan teknik ini untuk mengajarkan ketentuan puasa dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)        Guru membagikan kartu kosong kepada para siswa yang duduk berlima atau berenam per-meja (dalam satu kelompok).
2)        Mintalah setiap siswa menuliskan pertanyaan mengenai berbagai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada kartu tersebut.
3)        Mintalah salah seorang dari kelompok tersebut berperan sebagai pembagi kartu.
4)        Selanjutnya, mintalah kepada siswa pembagi kartu untuk mengocok kartu dan membagikannya ke seluruh anggota kelompok secara tertelungkup.
5)        Mintalah secara bergiliran pada setiap siswa untuk membaca salah satu pertanyaannya dari dalam kartu yang dipegangnya di depan anggota kelompok.
6)        Pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab kelompok diletakkan ditengah meja dan ditanyakan kepada seluruh siswa dikelas pada akhir pertanyaan.
5.    Pertanyaan Musikal
Guru dapat menggunakan teknik ini dengan mengikuti cara-cara sebagai berikut :
1)      Mintalah siswa menulis pertanyaan mengenai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada selembar kertas kosong.
2)      Mintalah kepada semua siswa untuk berdiri dan membentuk sebuah lingkaran.
3)      Sementara guru memainkan musik, mintalah mereka mengedarkan kartu pertanyaan ke sekeliling lingkaran.
4)      Music berhenti. Siswa yang memegang kartu membaca pertanyaan dan menjawabnya.
5)      Mereka dapat meminta siapa saja atau menggunakan apa saja di dalam ruangan untuk membantu menjawab.
6)      Kemudian, putar musik, berhenti. Setiap orang yang memegang kartu saat musik berhenti ia harus membaca dan memberi pertanyaan.
7)      Demikian seterusnya.
6.        Metode Kisah
                    Metode kisah ditekankan pada setiap materi disebabkan dua hal. Pertama, anak-anak menyukai dongeng, dan kedua, dongen sangat efektif mempengaruhi afeksi anak didik. Oleh karenanya, guru perlu menguasai cara-cara berkisah dan mengetahui berbagai kisah yang menggugah. Untuk membahas hikmah puasa, metode kisah nampaknya sangat relevan untuk digunakan.
F.      Pembelajaran Amalan Ramadhan
1.      Lingkaran Pertanyaan Kentang Panas
        Teknik ini merupakan pengembangan metode Tanya jawab. Dalam prakteknya teknik ini mengharuskan siswa membentuk lingkaran dan melempar-lempar bola atau sejenisnya seolah-olah sebuah kentang panas bila dipegang. Guru dapat menggunakan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1)      Mintalah siswa berdiri dan membentuk lingkaran
2)      Suruh salah seorang untuk memulai permainan dengan  bertanya yang disertai dengan melempar-lemparkan bola dalam lingkaran. Pertanyaan siswa harus diarahkan kepada tema amalan ramadhan dan menyangkut aspek pengetahuan teoritis, gerakan maupun bacaan tertentu.
3)      Orang yang menngkap bola yang dilemparkan tadi harus menjawab pertanyaan yang diajukan.
4)      Jika orang tersebut tidak menjawab pertanyaan dengan segera, ia harus cepat – cepat melemparkan bola itu layaknya sebutir kentang panas kepada orang lain dalam lingkaran
5)      Bola terus beredar sampai ada yang bisa menjaab pertanyaan yang diajukan
6)      Orang yang dapat menjawab pertanyaan itu dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan baru, dan proses yang tadi dimulai lagi.
7)      Guru dan siswa lain membantu memperjelas pertanyaan dan jawabannya
8)      Untuk variasi, selain menggunakan bola, anda dapat menggunakan kentang subgguhan.
2.       Tukar Menukar Pertanyaan Antar Tim
        Teknik menukar pertanyaan antar tim dapat dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :
1)      Bagilah siswa menjadi 2 kelompok
2)      Mintalah setiap tim untuk menyusun 10-20 pertanyaan mengenai amalan puasa untuk diberikan kepada tim lain.
3)      Tim-tim tersebut bertukar pertanyaan, dan berlomba menyelesaikan soalnya
4)      Tim pertama yang berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar mendapat sebubgkus kuaci atau hadiah yang lain.
5)      Guru member umpan balik, mengevaluasi dan membuat kesimpulan
3.       Tanya Sahabatmu
Untuk melakukannya ikuti langkah-langkah berikut :
1)      Pada pertengahan atau akhir ceramah guru, kelompokan siswa sehingga saling berpasangan
2)      Mintalh masing-masing pasangan untuk mengajukan beberapa pertanyaan mengenai amalan-amalan ramadhan kepada pasangannya.
3)      Jika kedua belah pihak tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, mereka menanyakan pertanyaan tersebut kepada seluruh kelompok pada akhir sesi pengajaran.
G.    Pembelajaran Shalat ‘Id
1. Edarkan Topi
     Teknik ini dilakukan dengan mengkuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)      Mintalah setiap orang untuk menuiskan pertanyaan mengenai shalat ‘id pada sebuah kartu dan mintalah mereka untuk menaruhnya di dalam sebuah topi yang diedarkan
2)      Mintalah seluruh siswa untuk mengambil pertanyaan dari topi yang sudah diaduk. Mintalah untuk membaca pertanyaan di depan kelas.
3)      Persilahkan siswa untuk menjawab. Orang yang dapat menjawab dengan benar mendapat nilai atau hadiah.
4)      Guru bisa ikut atau membantu menjawab pada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.
2. Question Student Have (pertanyaan siswa)
Untuk mempraktekan teknik ini, seorang guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1)      Guru membagikan potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
2)      Mintalah kepada setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi shalat ‘id, atau yang berhubungan dengannya (tidak perlu menuliskan nama atau identitas).
3)      Setelah semua selesai membuat pertanyaan, mintalah masing-masing siswa untuk memberikan pertanyaan itu kepada teman disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisib duduk siswa adalah lingkaran nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam.
4)      Saat menerima kertas dari teman sampingnya mintalah siswa untuk membaca pertanyaan tersebut. Jika pertanyaan tersebut ingin diketahui jawabannya, beri tanda centang, jika tidak berikan langsung kepada teman disamping kirinya.
5)      Ketika kertas pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, mintalah siswa untuk menghitung tanda centang yang ada pada kertasnya. Pertanyaan yang banyak terdapat tanda centang mendapat giliran untuk dibacakan dan kemudian untuk dijawab guru.
6)      Berilah respon pada pertanyaan tersebut dengan ssalah satu respon dibawah ini :
-                                                                           Beri jawaban langsung secara singkat.
-       Menunda jawaban sampai waktu yang tepat atau sampai membahas topik tersebut.
7)      Jika waktu cukup, minta beberapa siswa untuk membacakan pertanyaan meski tidak mendapat tanda centang banyak kemudian berikan jawaban.
                      3    Active Knowledge Sharing (Saling Tukar Pikiran)
  langkah-langkah di bawah ini dapat digunakan guru untuk mengaktifan siswa dalam mempelajari materi shalat ‘Id.
1)      Buat pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Pertanyaan tersebut berupa :
-                                                                           Definisi shalat ‘Id:
-                                                                           Cara-cara shalat ‘Id
-                                                                           Sunah-sunah hari raya, dll.
2)      Minta siswa untuk menjawab sebaik-baiknya
3)         Minta siwa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan.
4)         Minta siswa untuk kembali ketempat duduk mereka, kemudian periksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.
4.            Metode Silent Demonstration.
         Adapun langkah-langkahnya meliputi:
1)      Tentukan prosedur dan langkah yang akan diajarkan siswa, dalam hal ini gerakan-gerakan shalat ‘id secara tertib.
2)      Mintalah siswa untuk memperhatikan cara guru memperagakan. Lakukan dengan memberi pejelasan.
3)      Bentuklah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.
4)      Minta beberapa siswa menjelaskan apa yang dilakukan. Jika siswa masih kesulitan ulangi lagi demonstrasinya.
5)      Beri kesempatan masing-masing kelompok mempraktekkan apa yang guru demonstrasikan.
6)      Akhiri dengan memberi tantangan pada siswa tata cara shalat ‘Id dengan tartib.





[1] Nur Syamsudin, Fiqh, (Jakarta: Direktorat Jend. Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009) hlm.11-12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar