Senin, 02 Maret 2015

aplikasi pembelajaran kreatif matematika


Kelompok 10:
1. Cherul Anam           1123305029
2. Rofik Andi H          1123305030
3. Ruswati                   1123305031
Tarbiyah/5/PGMI-A

APLIKASI PEMBELAJARAN KREATIF MATEMATIKA

A.    Pengertian Pembelajaran Kreatif Matematika
Arikunto mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar.” Lebih lanjut Arikunto mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap.”
Sedangkan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa “Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.”
Dari pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.[1]
Sedangkan kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreatif bisa dimiliki semua orang dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya. Sangat disayangkan apabila guru matematika kurang memberi kesempatan pada peserta didik untuk belajar secara kreatif, karena hal tersebut  sama artinya dengan mencetak robot-robot yang hanya bertindak atas dasar remote controll dari pemiliknya.
Menurut Standar Isi dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Upaya mengembangkan kreatif peserta didik secara optimal, terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah menjadi tugas dan tanggungjawab seorang guru. Proses pembelajaran matematika yang diterapkan di sekolah  secara umum masih jauh dari kualitas standar, walaupun banyak guru yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang model pembelajaran yang inovatif.
Peserta didik cenderung belajar matematika dengan pola pikir imitatif dengan kacamata pikiran orang lain. Apabila hal ini dibiarkan maka dalam jangka panjang bisa berakibat mematikan kreatif serta rasa percaya diri dari peserta didik tersebut dan bisa mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia. Peserta didik yang kreatif itu adalah peserta didik yang mempunyai kapasitas untuk membuat hal yang baru. Mampu berfikir dan bertindak untuk mengubah suatu ranah atau menetapkan suatu ranah baru. Kreatif manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.
Di sekolah, masih ada guru matematika yang cenderung membelajarkan penyelesaian soal matematika dengan cara “menyontek” dari cara yang sudah ada. Hal itu kemudian diajarkan kembali kepada peserta didiknya dalam waktu lima menit. Padahal, seorang ahli matematika menyelesaikan soal itu bisa mencapai satu hari, sebab  ahli matematika menemukan sendiri cara menjawab soal itu, sedangkan guru lebih banyak meniru cara orang lain untuk menyelesaikan soal, sehingga lebih bersifat hafalan. Cara tersebut adalah pola imitatif karena berpikir dengan jalan yang sudah ditentukan oleh orang lain. Hal itu yang menyebabkan hilangnya esensi kreatif dalam mempelajari matematika. Orang berpikir bahwa pelajaran matematika itu kaku karena sudah pasti rumus-rumusnya. Dalam bekerja, dia lebih cenderung bersifat rutin dan tidak melakukan inovasi. Padahal, sebenarnya matematika bila diajarkan dengan proses yang benar justru merangsang kreatif anak. Dengan demikian maka perlu ada upaya untuk mempromosikan kreatif dalam pembelajaran matematika.
Perbedaan definisi kreatif yang dikemukakan oleh banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli terhadap kreatif menjadi dasar perbedaan dari definisi kreatif. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreatif yang dikemukakan di atas peneliti menyimpulkan bahwa kreatif adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik).[2]

B.     Aplikasi  Pembelajaran Kreatif Matematika
1.      Operasi Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Media Gambar untuk Siswa Kelas I SD/MI
Gambar termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi pelajaran yang rumit atau kompleks. Media gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang struktur atau organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.
Media pembelajaran gambar dapat disajikan dalam bentuk : Poster, Kartun, Komik, Gambar Fotografi, Slide, Bagan, dan Diagram.
Perhatikan contoh pembelajaran matematika dengan media gambar pada operasi penjumlahan dan pengurangan di bawah ini:
   +
4                      +          3                      =          7                     
 -     =
            12        -           7          =          5
2.      Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Garis Bilangan Pada Siswa Kelas V SD/MI
Apa itu Bilangan Bulat??
Masih ingatkah kalian  mengenai bilangan cacah? Bilangan cacah yaitu bilangan yang dimulai dari 0, 1, 2, 3, ....  Jika bilangan cacah tersebut digambarkan pada suatu garis bilangan, apa yang kalian peroleh?
Perhatikanlah!!
Seseorang berdiri di atas lantai berpetak. Ia memilih satu garis lurus di depannya nya yang menghubungkan petak-petak lantai tersebut. Ia berdiri di satu titik dan ia namakan titik 0. Garis pada petak di sebelah kanan ia beri angka 1, 2, 3, 4, .... Jika ia bergeser 7 langkah ke kanan, selanjutnya dia geser 4 langkah ke kiri. Berdiri di angka berapakah ia sekarang??
Sebelum menjawab permasalahan di atas, perhatikanlah rambu-rambu untuk bilangan bulat pada garis bilangan di bawah ini:
a.       Aturan garis bilangan: 0 sebagai titik tengah, sebelah kanan 0 positif, sebelah kiri 0 negatif.
b.      Tandai garis bilangan sampai angka tertentu, baik untuk bilangan bulat positif maupun negatif.
c.      
Negatif
Positif
Tanamkan kepada siswa untuk mematuhi rambu-rambu itu (ke kanan positif, ke kiri negatif).[3]
Oleh karena itu, dari permasalahan di atas dapat dituliskan:
7 + (-4) = 3
Soal!!
1)      Andi mula-mula berada di titik tengah. Kemudian ia bergeser 4 langkah ke kanan, ia berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika ia geser 2 langkah ke kiri, ia berdiri di angka +2. Lalu ia geser lagi 3 langkah ke kiri. Berdiri di angka berapakah ia sekarang??
2)      3 + (-5) + (-1) + 7 = …
Keterangan:
Tanda + pada bilangan bulat positif biasanya tidak ditulis. Kumpulan semua bilangan bulat disebut himpunan bilangan bulat dan dinotasikan dengan  B = {..., –3, –2, –1, 0, 1, 2, 3, ...}.[4]


3.      Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Menggunakan Kartu Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD/MI
Seorang guru dituntut dapat berkreasi secara dinamis, dan mampu menyiapkan media kartu pecahan untuk pembelajaran matematika terutama pokok bahasan mengenai pecahan.
Media yang biasa digunakan adalah menggunakan kartu pecahan. Kartu pecahan yang disebut pembilang adalah kartu dengan warna kuning dan kartu yang disebut penyebut yaitu kartu dengan warna merah.






2                                pembilang dengan kartu warna kuning
4                                penyebut dengan kartu warna merah
Manfaat dari kartu pecahan ini adalah untuk menjelaskan materi penjumlahan dan penguranan pecahan biasa.
Contoh soal dalam bentuk cerita yang biasanya ada disekolah tingkat dasar:
Tadi pagi ibu membeli telur 2/5  kg. Kemudian ibu membeli telur 1/5 kg lagi.
Berapa kg telur yang dibeli ibu seluruhnya?
Jawaban :
                                                                            



   





   





   


+

                        2/5                                           1/5                                                       3/5
                       


Contoh soal pada pengurangan
                                    2/4  - 1/4 = 1/4















            2/4                                                       1/4                                                       1/4






Referensi:
http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli diakses tanggal 24 September 2013 pukul 13.50 WIB
http://www.infodiknas.com/mengembangkan-kreatif-dalam-pembelajaran-matematika.html diakses tangal 24 September 2013 pukul 13.13 WIB
http://www.youtube.com/watch?v=2QIAAJSNiHk diakses pada 27 September 2013 pukul 5.29 WIB







[1] http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli diakses tanggal 24 September 2013 pukul 13.50 WIB
[2] http://www.infodiknas.com/mengembangkan-kreatif-dalam-pembelajaran-matematika.html diakses tangal 24 September 2013 pukul 13.13 WIB
[3] http://www.youtube.com/watch?v=2QIAAJSNiHk diakses pada 27 September 2013 pukul 5.29 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar