Minggu, 31 Mei 2015

Mahar Untuk Bidadari


 
sumber gambar : google
Menggelitik banget men, mahar untuk bidadari. Kadang gue suka mikir, apa iya suatu saat gue bisa jadi bidadari buat seseorang? Bidadari di dunia dan surganya seseorang. Gue pengen banget meraih itu, dan untuk hal ini gue suka mikir keras. Padahal yah, tau sendiri kan otak gue jarang banget digunain buat mikir. Apalagi kalo ujian, lebih suka pake imajinasi dari pada harus mikirin jawaban. Hihihi~

Kemarin gue ngebeli buku judulnya Mahar untuk Bidadari karyanya Amr Khaled. Iya kawan, gue suka banget beli buku. Menurut gue buku itu investasi jangka panjang gue. Menurut gue pula orang yang paling pelit di dunia adalah orang yang nggak mau beli buku. Jadi kesimpulannya gue bukan orang pelit karena setiap bulan gue berusaha nyisihin uang untuk sekedar beli satu buku buat dibaca. Entah novel ataupun buku-buku lainnya.

Dihalaman pertama setelah daftar isi ada kata-kata indah banget men. Gini nih kutipannya. Engga gue edit pake bahasa gue :
“dikeheningan malam,
Saat hati berada dalam genggaman-Nya
Mengalir air mata karena takut akan kuasa-Nya
Bermesra dengan-Nya adalah keindahan tak terkira
Bangunlah di keheningan, dan sembahlah Dia
Yang berhak disembah
Sucikan hati, sembahlah Dia saat yang lain terlena
Dan rasakanlah iman yang sempurna”

Keren kan kata-katanya, gue selalu termotivasi untuk selalu bangun disepertiga malam. Karena saat itulah Allah SWT membuka pintu-pintu langit. Nggak ada penghalang antara gue dan Allah. Diwaktu yang dijanjikan semua do’a bakal dikabulkan itu gue selalu memaksimalkan untuk bisa memanfaatkan waktu yang bagi kebanyakan orang masih asik dibuai mimpi. Gue selalu berharap banyak. Gue yakin satu persatu harapan-harapan gue pasti bakal dikabulin sama Allah meski dengan bentuk yang berbeda, cara yang nggak sama dengan keinginan gue. Gue yakin sangat, Allah bakal mengabulkan semua do’a-do’a gue.

Dan gue suka banget kata-kata terakhir dibuku itu. “seperti menyikat gigi setiap pagi. Yang tidak pernah engkau lupa, jadikanlah sholat malam suatu kebiasaan, yang jika ditinggalkan akan membuat hatimu merasa tidak tenang” gue pengen waktu sepertiga malam yang saat kita menengadahkan tangan semua do’a kita akan terjawab, gue pengen nggak seharipun melewatkan waktu itu. Seperti kata bang tere “berikan hati yang cantik, meski tak seorangpun mengetahui kecantikan hati tersebut” gue pengen punya hati yang cantik, meski tak seorangpun memahami kecantikan hati tersebut. Gue pengen selalu memperbaiki diri dan belajar untuk bisa menjadi “bidadari” untuk seseorang hingga ke syurga-Nya. Amin.

Semoga gue menjadi jawaban terbaik dari seseorang yang setiap malam diam-diam menyelipkan nama gue dalam setiap bisikan do’anya. Semoga gue adalah jawaban terbaik untuknya, dan semoga dia juga menjadi jawaban terbaik buat gue.

Meskipun sekarang gue nggak tau siapa dan dimana dia. Semoga setiap bisikan do’a yang gue ucapkan selalu sampai kedalam hatinya untuk menyejukan langkahnya bahwa disini ada seorang putri yang setia menunggunya. Dan semoga rangkaian do’a-do’anya menjadi penyejuk buat gue untuk sabar menantinya.
I Wish *berdo’a dalam hati* amiin.

Kampus, 30 Mei 2015
semoga kelak, gue menjadi seorang 'Bidadari'
 

Sabtu, 16 Mei 2015

Membangun masa depan dengan Do'a

sumber gambar : google

“Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya.. sesungguhnya Allah benar-benar maha pengampun lagi maha penyayang” 
(QS. An-Nahl :18)

Maka memintalah hanya pada Allah, sama Allah saja kita meminta segala sesuatu. Oke, setuju. Teruslah berdo’a dan jangan pernah berhenti berdo’a.

Do’a adalah sumber kekuatan yang tidak terbayangkan. Gue setuju banget soal kata orang-orang yang ini. Do’a itu sebuah harapan, bagaimana jadinya jika hidup tanpa harapan. Justru harapan yang kadang membuat orang tetap hidup.

Gue selalu punya mimpi-mimpi indah. Gue selalu bermimpi setinggi mungkin hingga rasanya gue bisa nyentuh awan diatas sana saking tingginya. Gue selalu punya zona nyaman sendiri ketika berdo’a.

Gue pernah loh berdo’a yang jelek-jelek. Berharap orang lain mendapatkan suatu keburukan. Oh my god, itu dulu. Saat gue dipenuhi pikiran-pikiran jahat. Biasa iblis dan antek-anteknya nggak pernah bosen ngegodain gue. Bismillah, semoga benteng pertahanan gue kokoh hingga setan beserta cucu-cucunya tidak bisa menembus benteng pertahanan gue lagi.

Sebenernya boleh nggak sih kita ngedo’ain orang lain yang jelek-jelek. Contohnya yaaa gue lagi sebel sama seseorang sebut saja dia si A. nah saking sebelnya gue ke si A itu gue berdo’a supaya dia kena sial ato apalah gitu semacamnya. Intinya gue berharap banget si A itu mendapatkan musibah yang buruk sangat.

Gimana? Boleh nggak? (nggak boleh) oke! Berarti nggak boleh nih? #sad

Gue nggak pernah khawatir sama apa yang akan terjadi, hal-hal yang berbau masa depan. Pilihannya itu Cuma ada dua kalo nggak menderita ya bahagia. Tapi, gue nggak mau membayangkan gue bakal menderita, pastinya gue membayangkan hal-hal yang nantinya bakal membuat gue bahagia.

Gue nggak takut sama apa yang disebut masa depan. Kita kan nggak bakal tahu sama apa yang akan terjadi hari esok. Gue emang punya masa lalu yang menyakitkan, tapi bukan berarti gue harus takut menjalani hari ini dan hari esok.

Kadang gue sempet takut sih, kalo udah inget-inget masa lalu gue. Gimana rasanya gue kecewa berat ke seseorang. Orang yang gue harapkan jadi pangeran penyelamat gue ternyata mengecewakan gue. Tapi udah lupain soal orang itu. Itu kesalahan gue. Terlalu percaya, terlalu sayang, dan terlalu-terlalu lainnya hingga dia begitu keterlaluan.

Gue kadang masih suka sakit banget, tapi gue bisa menahannya. Dalam film blood katanya rasa sakit ada batasnya, tapi rasa takut tidak aka nada batasnya. Apakah itu hati/tubuhmu, kau akan bisa menahan rasa sakit. Akan tetapi, jangan takut apapun yang terjadi. Kurang lebihnya sepeti itu. Kita nggak boleh takut meskipun kita sakit.

jangan sampai rasa sakit membuat kita takut, dan jangan biarkan rasa takut membuat kita sakit.


Rasa takutmu tak boleh lebih besar dari rasa sakitmu. Rasa takut itu sangat membahayakan, tapi takut akan Laknat Allah itu wajib kita punyai. Kalo tolak ukurnya agama udah nggak bisa ngomong apa-apa deh.
Jadi, gue selalu bermimpi hal-hal yang indah. Berharap hal-hal yang baik. Itu yang bisa gue lakukan. Semoga semoga semoga yang aku semogakan menjadi sebuah kemungkinan yang memungkinkan.

Gue selalu bermimpi setinggi mungkin, bahkan ditempat-tempat yang tinggi sering gue meneriakkan mimpi-mimpi gue. Biar semesta ikut mendengar dan langit ikut meng-aminkan. Termasuk kamu pangeran, ya kamu! Jangan menegok kebelakang. Aku bilang kamu, kamu salah satu mimpiku.

Pangeran, gue akan membangun masa depan kita melalui do’a. semoga kamu juga, saat ini mungkin kita sama-sama sedang memperbaiki diri, tidak apa-apa kan jika sekarang kita berjuang sendiri. Tidak, kita berjuang bersama melalui do’a - do’a kita.

Sampai bertemu di waktu yang takkan kita duga pangeran, Ada banyak cara tuhan menghadirkan kita, mungkin menunggu adalah salah satunya. Jangan buru-buru datanglah tepat waktu. Kalau aku selalu mendo’akanmu, bagaimana denganmu pangeran?

Jangan pernah berhenti berharap dan mengharapkan kita buat segera bersatu. Selamat berharap pangeran, jangan lupa bersyukur dan jangan lupa bahagia. Jangan lupa membangun masa depan kita melalui do’a – do’a.

Senin, 11 Mei 2015

Heloo Rambut baru

Hari ini gue memangkas habis rambut gue, bisa dikatakan seperti itu.sebenernya ini bukan sesuatu yang harus gue publish di media sosial. karena gue tau ini hal semacam ini bukan konsumsi umum. gue ditanya berulang-ulang sama mba-mba yang motong rambut. seriusan ini mba dipotong pendek banget gitu? yakin mba? ntar nyesel loh? apa nggak kependekan mba? dipikir dulu deh mba! (batin gue, ini yang potong siapa yang cerewet siapa.) *hakhakhak* mba-nya mah orangnya gitu.

oke oke, sorry gue khilaf. *merasa menyesal*
dari kejadian potong rambut gila-gilaan ini gue jadi mengambil satu pelajaran berharga. ternyata, membuang susuatu yang berlebihan itu membuat kita lega. termasuk membuang sesuatu yang menyesakkan dada misalnya #hahahay

cuma diri kita sendiri yang tau mana yang harus dipertahanin dan mana yang kudu dibuang jauh jauuuh. tapi bukan berarti rambut gue itu beban loh ya. gue hanya merasa panjangnya sudah terlalu berlebihan. *evil laugh*

seperti halnya kita packing, kita harus pandai pandainya menaruh barang yang berharga, penting, dan prioritas. nggak semua harus dimasukkan. itulah mengapa packing diperlukan saat kita hendak bepergian. begitupun juga dengan hati, nggak semua hal harus dimasukkan kedalam hati. biar nggak gelisah sendiri.

akhir-akhir ini gue dapet pesan di facebook. pesan itu nohok banget pastinya, dan gue nggak tau itu siapa tapi ngatain ini dan itu. pesannya panjang banget yang nggak sempet gue baca semua, *males*
gue sekarang udah jarang banget buka yang namanya FB itu semenjak insiden akun gue dibajak sama seseorang yang nggak bertanggung jawab yang nge-Post sesuatu yang apalah-apalah nggak gue banget pokoknya. *lupakan, yang nilai orang lain kok*

jadi gue sekarang udah mulai nggak tertarik sama yang namanya facebook itu. *ciee yang udah nggak menarik* sekarang gue lagi tertarik sama yang namanya buku-buku pelajaran *ciee yang udah mikirin skripsi* *pamer* *abaikan*

pokoknya gue cuma mau ngingetin kediri gue sendiri lewat pengalaman potong rambut gue. hilangkan semua yang bakal menyesakkan dada. cuma diri kita sendiri yang bisa membebaskan diri dari belenggu-belenggu yang nggak penting. pangkas habis semuanya dan tersenyumlah. *na na na na na*
sekian, terimakasih