Rabu, 04 Maret 2015

PENGOLAHAN NILAI HASIL BELAJAR

PENGOLAHAN NILAI HASIL BELAJAR



Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah     : Evaluasi Pembelajaran
Dosen Pengampu        : Abu Dharin, S.Ag., M.Pd.
Disusun oleh :
One Ulfatu Zain           1123305013
Khothibul Iman                        1123305016
Intihatun Mardiyah      1123305021
Deny Ristiani                1123305041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2013
A.    Pendahuluan
Dalam sebuah pembelajaran, evaluasi merupakan bagian yang terpenting. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik  dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam mengevaluasi guru biasanya menggunakan tes tertulis, lisan, maupun praktek. Dengan pemberian tes tersebut guru akan lebih mudah mengetahui tingkat pemahaman peserta didik, selanjutnya dapat dilakukan pengolahan yang objektif agar evaluasi yang dilakukan sesuai dengan tujuan evaluasi itu sendiri.
Dalam makalah yang kami sajikan ini, kami akan mengulas sedikit tentang pengolahan hasil belajar yang meliputi menskor dan menilai, mengolah nilai dan mencari nilai akhir
B.     Menskor
Dalam penyusunan dan pelaksanaan tes, menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa dari penilai, di tambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain dari menskor adalah memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan tiga macam alat bantu yaitu :
a)      Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban
b)      Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang slah, disebut kunci skoring
c)      Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
a.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk tes bentuk betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun, sedangakan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat pekerjaan skoring.[1]
Misalnya :
1.      B                6. S
2.      S                7. B
3.      S                8. S
4.      B                9. S
5.      B                10. B
Ada baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soal agar
Pertama           : dapat diketahui imbangan antara jawab B dan S
Kedua              : dapat diketahui letak atau pola jawaban B dan S
Bentuk betul-salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban B hampir sama banyaknya dengan jawaban S, dan tidak dapat ditebak karena tidak diketahui pola jawabannya.
Kunci jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci sekarang (scoring-key) yang pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 :
Menentukan letak jawaban yang betul.
Misalnya:
1.      B  -  S                    6. B  -  S
2.      B  -  S                    7. B  -  S
3.      B  -  S                    8. B  -  S
4.      B  -  S                    9. B  -  S
5.      B  -  S                    10. B  -  S
Langkah 2 :
Melubangi tempat-tempat lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat dilihat.
1.      B  -  S                    6. B  -  S
2.      B  -  S                    7. B  -  S
3.      B  -  S                    8. B  -  S
4.      B  -  S                    9. B  -  S
5.      B  -  S                    10. B  -  S
Catatan :
Dengan pengalaman ini dapat kita ketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya jawaban testee, sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong.
Oleh karena itu cara menjawab dengan memberi tanda silang akan lebih baik  daripada melingkari. Dengan demikian maka tanda yang dibuat testee akan tampak jelas seperti terlihat pada contoh berikut:
1.      B  -  S
2.      B  -  S
3.      B  -  S
4.      B  -  S
5.      B  -  S
Dalam menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S ini kita dapat menggunakan 2 cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
a)      Tanpa hukuman atau tanpa denda
b)      Dengan hukuman atau dengan denda
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman (karena diragukan adanya unsur tebakan), digunkan 2 macam rumus tapi hasilnya sama.
 S = R -W
 
Pertama, dengan rumus

Singkatan dari:
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang di peroleh siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
Contoh :
-          Banyaknya soal     = 10 buah
-          Yang betul             = 8 buah
-          Yang salah             = 2 buah
Angkanya adalah : 8-2= 6
Kedua, dengan rumus:
S = T – 2W
 
 



T singakatan dari Total, artinya jumlah soal dalam tes.
Contoh di atas dihitung:
-          Banyaknya soal     = 10 buah
-          Yang salah             = 2 buah
Angkanya adalah 10 – (2 x 2) = 10 – 4 = 6[2]
b.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dalam hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal bentuk salah. Hanya untuk soal yang jumlah lebih dari 30 buah, sebaiknya menggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutnya dibuat sedemikin rupa sehingga tidak memakan tempat.
Kunci pemberian skor untuk lembar jawaban misalnya sebagai berikut:
1.       a   b   c   d
2.       a   b   c   d
3.       a   b   c   d
4.       a   b   c   d
5.       a   b   c   d
6.       a   b   c   d
7.       a   b   c   d
8.       a   b   c   d
9.       a   b   c   d
10.   a   b   c   d
Dalam menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan hukuman menggunakan rumus:
 
 




Dimana:
S    = Score
W   = Wrong
n     = banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di indonesia 3, 4 atau 5)
contoh :
-          Banyaknya soal                 = 10 buah
-          Banyaknya yang betul       = 8 buah
-          Banyaknya yang salah       = 2 buah
-          Banyaknya pilihan             = 3 buah
Maka skornya adalah:
                  
                 = 8 – 1 = 7
c.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer test)
Tes bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat digolongkan ke dalam  bentuk tes objektif.
Tes bentuk  isian, dianggap setaraf dengan tes jawaban singkat  ini.
Kunci jawaban tes bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
1.      Berat jenis
2.      Mengembun
3.      Komunitas
4.      Populasi
5.      Energi
d.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Kunci jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki atau deretan nomor yang diikuti oleh  huruf-huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban.
Contoh:
1.      Tahun 1922 atau 1. f
2.      Imam Bonjol atau 2. c
3.      Perang Padri atau 3. h
4.      Teuku Umar atau 4. a
5.      P. Diponegoro atau 5.b
Telah dijelaskan bahwa tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih  kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
e.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Sebelum menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlabih dahulu pokok-pokok jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian maka akan mempermudah kita dalam pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita peroleh  akan sangat beraneka ragam, berada dari siswa satu ke siswa lain. Untuk menentukan standar lebih dahulu tentulah susah. Ada sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan pada waktu kita mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian. Saran tersebut  yaitu:
1)      Membaca soal pertama dari seluruh siswa untuk engetahui situasi jawaban.
2)      Menentukan angka untuk  soal pertama tersebut.
3)      Memberi angka bagi soal pertama.
4)      Membaca  soal kedua dari seluruh  siswa untuk mengetahui situasi jawaban, dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal  kedua.
5)      Mengulangi langkah-langkah tersebut  bagi soal-soal tes ketiga, keempat, dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
6)      Menjumlahkan  angka-angka yang diperoleh oleh masing-masing  siswa untuk tes bentuk uraian.
f.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai kelengkapan dalam pemberian skor, digunakan suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur sebagai ukuran keberhasilan tugas adalah :
1)      Ketetapan waktu penyerahan tugas
2)      Bentuk fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam mengenakan tugas.
3)      Sistematika yang menunjukan alur keturunan pikirann.
4)      Kelengkapan isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
5)      Mutu hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang mudah di tentukan oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut, misalnya :
A1 – Ketepatan waktu, diberikan bobot 2
A2 – Bentuk fisik, diberikan bobot 1
A3 – Sistematika , diberi bobot 3
A4 – Kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu hasil, diberi bobot 3


Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberikan dengan rumus :
NAT adalah Nilai Akhir Tugas
C.    MengolahNilai
Ada beberapa skala penilaian yaitu :
a.       Skala Bebas
Skala bebas yaitu skala yang tidak tetap. Adakalanya skor tertinggi 20, 25 dan 50. Ini yang semua tergantung dari banyaknya dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dan skala yang digunakan tidak selalu sama.
b.      Skala 1 – 10
Pada umumnya guru di indonesia mempunyai kebiasaan menggunakan skala 1 – 10 untuk laporan prestasi belajar siswa dalam rapot. Dalam skala 1 – 10 guru jarang memberikan nilai pecahan, misalnya angka 5,5 akan menjadi angka 6. Padahal angka 6,4 pun akan dibulatkan menjadi 6. Dengan demikian maka rentang angka 5,5 sampai dengan 6,4 (selisih hampir 1) akan keluar di rapot dalam 1 wadah, yaitu 6.
c.       Skala 1 – 100
Dalam menggunakan skala 1 – 100 , dimungkiankan melakukan penilaian yang lebih halus karena terdapat 100 bilangan bulat. Nilai 5,5 dan 6,4 dalam skala 1 – 10 yang biasa dibulatkan menjadi 6, dalam skala 1 – 100 ini boleh di tuliskan dengan 55 dan 64.
d.      Skala Huruf
Selain menggunakan angka, pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf A, B, C, D dan E. Penggunaan huruf dalam penilaian akan terasa lebih tepat digunakan karena tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan.

D.    Mencari nilai akhir
Penentuan nilai akhir dilakukan terutama pada waktu guru akan mengisi rapor atau STTB. Biasanya dalam menentukan nilai akhir ini guru sudah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang dikeluarkan oleh pemerintah atau kantor / badan yang membawahinya.
Ada beberapa contoh memperoleh nilai terakhir :
a)      Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif dengan rumus :

Keterangan :
NA      = nilai akhir
F          = nilai tes formal
S          = nilai tes sumatif.
b)      Nilai akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan umum dengan bobot 2, 3, dan 5. Bisa di tulis dalam rumus:
Keterangan :
T       = nilai tugas
H      = nilai ulangan harian (rata-ratanya)
U      = nilai ulangan umum.
c)      Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai EBTA, kemudian di bagi 3. Rumusnya :
Keterangan:
SH       = Jumlah nilai ulangan harian
E          = Nilai EBTA
Nh       = Frekuensi ulangan harian[3]
E.     Kesimpulan
1.      Menskor
Dalam hal pekerjaan menskor atau menentukan angka, dapat digunakan tiga macam alat bantu yaitu :
a.       Pembantu menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
b.      Pembantu menyeleksi jawaban yang benar dan yang slah, disebut kunci skoring.
c.       Pembantu menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Keterangan dan penggunaannya dalam berbagai bentuk tes:
a.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul – salah.
b.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk bentuk pilihan ganda (multiple choice).
c.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban singkat (short answer test).d
d.      Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching).
e.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test).f
f.       Kunci jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas.
2.      Mengolah nilai
Ada beberapa skala penilaian :
a.       Skala bebas
b.      Skala 1 – 10
c.       Skala 1 – 100
d.      Skala huruf
3.      Menentukan nilai akhir
a.       Untuk memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif.
b.      Nilai akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan umum dengan bobot 2, 3, dan 5.
c.       Nilai akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai EBTA,

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evalusai pendidikan, cet. 5. Jakarta : PT. Bumi aksara.
Arifin, Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : PT. Remaja rosdakarya.




[1] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar evaluasi pendidikan, (jakarta :PT Bumi Aksara cet – 5.2005), halm 223 – 234
[2] Zainal Arifin,Evaluasi Pembelajaran,(Bandung: PT Remaja Rosda Karya,2013) hal 231-232
[3] Suharsimi. Op. Cit, hal 228-254

1 komentar:

  1. matur nuwun yesss mbak ayu... akun medsose opo... hehehe

    BalasHapus