Senin, 02 Maret 2015

Guru Seyogyanya Memiliki Buku Pegangan


GURU SEYOGYANYA MEMILIKI BUKU PEGANGAN


logo-stain

Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah    : Tafsir Hadist Tarbawi
Dosen Pengampu : H. Mukhroji, S.Ag, M.S.I


Disusun Oleh :
1.      Erna Setyowati                       1123305020
2.      Intihatun Mardiyah                  1123305021


TARBIYAH / 7 PGMI-A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2014
A.    PENDAHULUAN
Guru adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi kemajuan pendidikan sebuah bangsa, namun pada hakikatnya tidak dapat disangkal bahwa gurulah faktor terpenting. Guru adalah faktor utama yang langsung bersentuhan dengan subjek pendidikan, yaitu siswa.
Dalam mengajar guru haruslah mempunyai buku pegangan atau buku ajar, untuk memudahkan dalam pembelajaran. Guru harus memahami materi ajar pelajaran yang mereka ajarkan dan mengetahui cara menyusun kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan di sekolah.

B.     Pengertian Guru
Guru menurut UU No. 20 tahun 2003 yaitu pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini.[1]
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Guru didedikasikan dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Menurut Ahmad Tafsir, pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik. Mereka harus dapat mengupayakan seluruh potensi peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Potensi-potensi ini dikembangkan sedemikian rupa dikembangkan secara seimbang sampai mencapai tingkat yang optimal berdasarkan ajaran islam.

C.    Buku Pegangan Guru
1.      Hadist Abi Juhaifah
عن ابي جحيفه قال قلت لعلي بن ابي طالب هل عندكم كتا ب قا ل لا الا كتا ب الله او فهم اعطيه رجل مسلم او ما في هذه  الصحيفة قال قلت فما في هذه الصحيفة قال العقل وفكاك الايسر ولا يقتل مسلم بكا فر

Dari Abi Juhaifah berkata, “ Aku berkata kepada Ali, apakah anda memiliki kitab?” Ali berkata, “ Tidak, kecuali kitab Allah, pemahaman seorang muslim dan catatan yang ada dalam kertas ini”,  Ia berkata, “ Aku berkata lagi, catatan apakah yang ada dalam kertas-kertas itu?” Ali berkata, “Diyat, tebusan tawanan perang dan orang muslim yang membunuh kafir tidak akan diqisash.
Riwayat diatas menjelaskan: Ibnu Munir mengatakan, “Hadist ini menunjukan bahwa Ali memiliki catatan mengenai fikih yang diintisarikan dari Al-Qur’an, pemahaman seperti ini adalah maksud dari kata pemahaman yang diberikan kepada seorang. Tujuan disebutkannya kata pemahaman adalah untuk menetapkan kemungkinan adanya tambahan yang diintisarikan dari Al-Qur’an. Pemahaman yang diberikan kepada seseorang tentang Al-Qur’an artinya, apabila Allah memberikan pemahaman kepada seseorang akan Al-Qur’an, maka tentunya orang tersebut akan mampu mengambil intisari Al-Qur’an, dengan begitu orang tersebut mendapatkan tambahan dari Al-Qur’an.
2.      Buku Ajar
Buku sebagai rangkaian dari perangkat pembelajaran tentunya harus memberikan manfaat bagi guru khususnya siswa. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Buku sebagai bahan tertulis merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tertulis. Sedangkan buku yang baik adalah buku yang ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya.
Buku sebagai salah satu bahan ajar jenis bahan cetak merupakan buku yang substansinya adalah pengetahuan, yang disusun berdasarkan analisis kurikulum, disusun untuk memudahkan guru dalam pembelajaran dan siswa belajar mencapai kompetensi yang ditetapkan kurikulum, dengan memperhatikan kebahasaan, kemenarikan, dan mencerminkan ide penulisnya.
Langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam menulis buku sebagai pelengkap perangkat pembelajaran, yaitu:
a.       Menganalisis Kurikulum
b.      Menentukan judul buku yang akan ditulis
c.       Merancang outline buku agar memenuhi aspek kecukupan
d.      Mengumpulkan referensi sebagai bahan penulisan
e.       Menulis buku dengan memperhatikan kebahasan yang sesuai dengan pembacanya
f.       Mengedit dan merevisi hasil tulisan
g.      Memperbaiki tulisan
h.      Menggunakan berbagai sumber yang relevan[2]
3.      Materi Ajar
Seorang guru harus memahami materi ajar pelajaran yang mereka ajarkan dan mengetahui cara menyusun kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang ditetapkan di sekolah. Hal itulah yang akan membantu para guru dalam memilih, mengadaptasi, dan mendesain materi dan pengajaran sehingga para guru dapat mencapai tujuan yang ditetapkan. Meskipun para guru telah dibekali dengan beberapa sumber bacaan dan materi-materi lain untuk kelas yang mereka ajarkan, mereka tetap harus mencermati bagaimana menggunakan materi-materi tersebut agar sesuai dengan tujuan, standar yang ditetapkan, kebutuhan siswa terkait dengan pengalaman pembelajaran siswa, dan sesuai dengan sumber dan kebutuhan masyarakat disekitar siswa.[3]
4.      Sumber belajar
a.       Pengadaan sumber belajar
1)      Sekolah harus membuat daftar  kebutuhan sumber belajar yang dibutuhkan selama paling tidak satu tahun ajaran, agar proses belajar berjalan dengan baik, tanpa hambatan akibat kurangnya sumber belajar.
2)      Disamping tersedianya sumber belajar yang mencukupi, proses belajar akan berjalan baik apabila didukung oleh ketersediaan alat pelajar yang sesuai dengan materi yang dibahas dalam kegiatan setiap mengejar.
3)      Kesesuaian alat yang ada dengan kebutuhan. Kita sering kali menemukan bahwa alat-alat yang disediakan dan dikirm dari pusat sering tidak sesuai dengan kebutuhan rill sekolah.
b.      Pemanfaatan sumber belajar
1)      Identifikasi kebutuhan sumber belajar. Ini menjadi tugas para guru dan sekolah umumnya, untuk memilih sumber belajar yang sesuai dengan topik yang dibahas.
2)      Inventarisasi sumber belajar  yang telah tersedia di sekolah dan penting, untuk mengetahui seberapa tingkat kebutuhan dan tingkat kecukupan untuk melakukan proses belajar dan mengajar.
3)      Guru mencocokan sumber belajar dengan mata pelajaran.
4)      Guru menetapkan materi dan kompetensi untuk KBM..
5)      Guru dan murid harus seoptimal mungkin memanfaatkan sumber belajar yang tersedia dalam pembelajaran.[4]
D.    Kesimpulan
Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Guru didedikasikan dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Buku sebagai salah satu bahan ajar jenis bahan cetak merupakan buku yang substansinya adalah pengetahuan, yang disusun berdasarkan analisis kurikulum, disusun untuk memudahkan guru dalam pembelajaran dan siswa belajar mencapai kompetensi yang ditetapkan kurikulum, dengan memperhatikan kebahasaan, kemenarikan, dan mencerminkan ide penulisnya.















DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Ida Kusuma. 2009. Guru Yang Baik di Setiap Kelas. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang
Permadi, Dadi dan Arifin, Daeng. 2013. Panduan Menjadi Guru Profesional. Bandung : Nuansa Aulia
Sujanto, Bedjo. 2007. Guru Indonesia Dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta : CV. Sagung Seto
http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran. diakses pada hari selasa tanggal 21 oktober 2014 pukul 13.10




[1] Dadi Permadi dan daeng arifin, 2013. Panduan Menjadi Guru Profesional. (Bandung: Nuansa Aulia). Hal 8
[2] http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran. diakses pada hari selasa tanggal 21 oktober 2014 pukul 13.10
[3] Ida kusuma dewi, dkk, Guru Yang Baik di Setiap Kelas, ( Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang), hal 21
[4] Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru, (Jakarta: CV. Sagung Seto), hal 88-89

Tidak ada komentar:

Posting Komentar