PENGOLAHAN NILAI HASIL
BELAJAR
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas
Kelompok
Mata Kuliah : Evaluasi
Pembelajaran
Dosen Pengampu : Abu
Dharin, S.Ag., M.Pd.
Disusun oleh :
One Ulfatu Zain 1123305013
Khothibul Iman 1123305016
Intihatun Mardiyah 1123305021
Deny Ristiani 1123305041
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI PURWOKERTO
2013
A.
Pendahuluan
Dalam sebuah pembelajaran, evaluasi
merupakan bagian yang terpenting. Hal ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat kemampuan peserta didik
dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam mengevaluasi
guru biasanya menggunakan tes tertulis, lisan, maupun praktek. Dengan pemberian
tes tersebut guru akan lebih mudah mengetahui tingkat pemahaman peserta didik,
selanjutnya dapat dilakukan pengolahan yang objektif agar evaluasi yang
dilakukan sesuai dengan tujuan evaluasi itu sendiri.
Dalam makalah yang kami sajikan
ini, kami akan mengulas sedikit tentang pengolahan hasil belajar yang meliputi
menskor dan menilai, mengolah nilai dan mencari nilai akhir
B.
Menskor
Dalam penyusunan dan pelaksanaan tes,
menskor dan menilai merupakan pekerjaan yang menuntut ketekunan yang luar biasa
dari penilai, di tambah dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan tertentu. Nama lain
dari menskor adalah memberi angka.
Dalam hal pekerjaan menskor atau
menentukan angka, dapat digunakan tiga macam alat bantu yaitu :
a) Pembantu
menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban
b) Pembantu
menyeleksi jawaban yang benar dan yang slah, disebut kunci skoring
c) Pembantu
menentukan angka, disebut pedoman penilaian
Keterangan dan
penggunaannya dalam berbagai bentuk tes.
a. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul-salah
Untuk
tes bentuk betul-salah (true-false) yang dimaksud dengan kunci jawaban adalah
deretan jawaban yang kita persiapkan untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita
susun, sedangakan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan untuk mempercepat
pekerjaan skoring.[1]
Misalnya :
1. B 6. S
2. S 7. B
3. S 8. S
4. B 9. S
5. B 10. B
Ada
baiknya kunci jawaban ini ditentukan terlebih dahulu sebelum menyusun soal agar
Pertama : dapat diketahui imbangan antara
jawab B dan S
Kedua : dapat diketahui letak atau pola
jawaban B dan S
Bentuk
betul-salah sebaiknya disusun sedemikian rupa sehingga jumlah jawaban B hampir
sama banyaknya dengan jawaban S, dan tidak dapat ditebak karena tidak diketahui
pola jawabannya.
Kunci
jawaban untuk tes bentuk ini dapat diganti kunci sekarang (scoring-key) yang
pembuatannya melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1 :
Menentukan letak
jawaban yang betul.
Misalnya:
1. B - S 6. B - S
2. B - S 7. B - S
3. B - S 8. B - S
4. B - S 9. B - S
5. B - S 10. B - S
Langkah 2 :
Melubangi tempat-tempat
lingkaran sedemikian rupa sehingga lingkaran yang dibuat oleh testee dapat
dilihat.
1. B - S 6. B - S
2. B - S 7. B - S
3. B - S 8. B - S
4. B - S 9. B - S
5. B - S 10. B - S
Catatan :
Dengan pengalaman ini
dapat kita ketahui bahwa lubang yang terlalu kecil berakibat tertutupnya
jawaban testee, sedangkan lubang yang terlalu besar akan saling memotong.
Oleh karena itu cara
menjawab dengan memberi tanda silang akan lebih baik daripada melingkari. Dengan demikian maka
tanda yang dibuat testee akan tampak jelas seperti terlihat pada contoh
berikut:
1. B - S
2. B - S
3. B - S
4. B - S
5. B - S
Dalam
menentukan angka (skor) untuk tes bentuk B – S ini kita dapat menggunakan 2
cara seperti telah disinggung di depan yaitu:
a) Tanpa
hukuman atau tanpa denda
b) Dengan
hukuman atau dengan denda
Tanpa hukuman adalah
apabila banyaknya angka yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang cocok dengan
kunci. Sedangkan dengan hukuman (karena diragukan adanya unsur tebakan),
digunkan 2 macam rumus tapi hasilnya sama.
|
Pertama,
dengan rumus
Singkatan dari:
S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang di peroleh
siswa sebanyak jumlah soal yang benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
Contoh :
-
Banyaknya soal = 10 buah
-
Yang betul = 8 buah
-
Yang salah = 2 buah
Angkanya adalah : 8-2=
6
Kedua, dengan rumus:
|
T singakatan dari
Total, artinya jumlah soal dalam tes.
Contoh di atas
dihitung:
-
Banyaknya soal = 10 buah
-
Yang salah = 2 buah
Angkanya adalah 10 – (2
x 2) = 10 – 4 = 6[2]
b. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk pilihan ganda (multiple choice)
Dalam
hal menentukan kunci jawaban untuk bentuk ini langkahnya sama dengan soal
bentuk salah. Hanya untuk soal yang jumlah lebih dari 30 buah, sebaiknya
menggunakan lembar jawaban dan nomor-nomor urutnya dibuat sedemikin rupa
sehingga tidak memakan tempat.
Kunci
pemberian skor untuk lembar jawaban misalnya sebagai berikut:
1. a b c d
2. a b c d
3. a b c d
4. a b c d
5. a b c d
6. a b c d
7. a b c d
8. a b c d
9. a b c d
10. a b c d
Dalam
menentukan angka untuk tes bentuk pilihan ganda, dikenal 2 macam cara pula
yakni tanpa hukuman dan dengan hukuman. Tanpa hukuman apabila banyaknya angka
dihitung dari banyaknya jawaban yang cocok dengan kunci jawaban.
Dengan
hukuman menggunakan rumus:
|
Dimana:
S = Score
W = Wrong
n =
banyaknya pilihan jawaban (yang pada umumnya di indonesia 3, 4 atau 5)
contoh :
-
Banyaknya soal = 10 buah
-
Banyaknya yang betul = 8 buah
-
Banyaknya yang salah = 2 buah
-
Banyaknya pilihan = 3 buah
Maka skornya adalah:
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
= 8 – 1 = 7![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif)
c. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawab singkat (short answer
test)
Tes
bentuk jawab singkat adalah bentuk tes yang menghendaki jawaban berbentuk kata
atau kalimat pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes tersebut tidak
boleh berbentuk kalimat-kalimat panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan
mengandung satu pengertian. Dengan persyaratan inilah maka bentuk tes ini dapat
digolongkan ke dalam bentuk tes
objektif.
Tes
bentuk isian, dianggap setaraf dengan
tes jawaban singkat ini.
Kunci jawaban tes
bentuk ini merupakan deretan jawaban sesuai dengan nomornya.
Contoh:
1. Berat
jenis
2. Mengembun
3. Komunitas
4. Populasi
5. Energi
d. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching)
Kunci
jawaban tes bentuk menjodohkan dapat berbentuk deretan jawaban yang dikehendaki
atau deretan nomor yang diikuti oleh
huruf-huruf yang terdapat di depan alternatif jawaban.
Contoh:
1. Tahun
1922 atau 1. f
2. Imam
Bonjol atau 2. c
3. Perang
Padri atau 3. h
4. Teuku
Umar atau 4. a
5. P.
Diponegoro atau 5.b
Telah dijelaskan bahwa
tes bentuk menjodohkan adalah tes bentuk pilihan ganda yang lebih kompleks. Maka angka yang diberikan sebagai
imbalan juga harus lebih banyak. Sebagai ancar-ancar dapat ditentukan bahwa
angka untuk tiap nomor adalah 2 (dua).
e. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test)
Sebelum
menyusun sebuah tes uraian sebaiknya kita tentukan terlabih dahulu pokok-pokok
jawaban yang kita kehendaki. Dengan demikian maka akan mempermudah kita dalam
pekerjaan mengoreksi tes itu.
Tidak
ada jawaban yang pasti terhadap tes bentuk uraian ini. Jawaban yang kita
peroleh akan sangat beraneka ragam,
berada dari siswa satu ke siswa lain. Untuk menentukan standar lebih dahulu
tentulah susah. Ada sebuah saran, langkah-langkah apa yang harus kita lakukan
pada waktu kita mengoreksi dan memberi angka tes bentuk uraian. Saran
tersebut yaitu:
1) Membaca
soal pertama dari seluruh siswa untuk engetahui situasi jawaban.
2) Menentukan
angka untuk soal pertama tersebut.
3) Memberi
angka bagi soal pertama.
4) Membaca soal kedua dari seluruh siswa untuk mengetahui situasi jawaban,
dilanjutkan dengan pemberian angka untuk soal
kedua.
5) Mengulangi
langkah-langkah tersebut bagi soal-soal
tes ketiga, keempat, dan seterusnya hingga seluruh soal diberi angka.
6) Menjumlahkan angka-angka yang diperoleh oleh
masing-masing siswa untuk tes bentuk
uraian.
f. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas
Kunci
jawaban untuk memeriksa tugas merupakan pokok-pokok yang harus termuat di dalam
pekerjaan siswa. Hal ini menyangkut kriteria tentang isi tugas. Namun sebagai
kelengkapan dalam pemberian skor, digunakan suatu tolak ukur tertentu.
Tolak ukur sebagai
ukuran keberhasilan tugas adalah :
1) Ketetapan
waktu penyerahan tugas
2) Bentuk
fisik pengerjaan tugas yang menandakan keseriusan mahasiswa dalam mengenakan
tugas.
3) Sistematika
yang menunjukan alur keturunan pikirann.
4) Kelengkapan
isi menyangkut ketuntasan penyelesaian dan kepadatan isi.
5) Mutu
hasil tugas, yaitu kesesuaian hasil dengan garis-garis yang mudah di tentukan
oleh dosen.
Dalam mempertimbangkan
nilai akhir perlu dipikirkan peranan masing-masing aspek kriteria tersebut,
misalnya :
A1 –
Ketepatan waktu, diberikan bobot 2
A2 – Bentuk
fisik, diberikan bobot 1
A3 –
Sistematika , diberi bobot 3
A4 –
Kelengkapan isi, diberi bobot 3
A5 – Mutu
hasil, diberi bobot 3
Maka nilai akhir untuk
tugas tersebut diberikan dengan rumus :
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif)
NAT adalah Nilai Akhir
Tugas
C.
MengolahNilai
Ada
beberapa skala penilaian yaitu :
a. Skala
Bebas
Skala
bebas yaitu skala yang tidak tetap. Adakalanya skor tertinggi 20, 25 dan 50.
Ini yang semua tergantung dari banyaknya dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dan
skala yang digunakan tidak selalu sama.
b. Skala
1 – 10
Pada
umumnya guru di indonesia mempunyai kebiasaan menggunakan skala 1 – 10 untuk
laporan prestasi belajar siswa dalam rapot. Dalam skala 1 – 10 guru jarang
memberikan nilai pecahan, misalnya angka 5,5 akan menjadi angka 6. Padahal
angka 6,4 pun akan dibulatkan menjadi 6. Dengan demikian maka rentang angka 5,5
sampai dengan 6,4 (selisih hampir 1) akan keluar di rapot dalam 1 wadah, yaitu
6.
c. Skala
1 – 100
Dalam
menggunakan skala 1 – 100 , dimungkiankan melakukan penilaian yang lebih halus
karena terdapat 100 bilangan bulat. Nilai 5,5 dan 6,4 dalam skala 1 – 10 yang
biasa dibulatkan menjadi 6, dalam skala 1 – 100 ini boleh di tuliskan dengan 55
dan 64.
d. Skala
Huruf
Selain
menggunakan angka, pemberian nilai dapat dilakukan dengan huruf A, B, C, D dan
E. Penggunaan huruf dalam penilaian akan terasa lebih tepat digunakan karena
tidak ditafsirkan sebagai arti perbandingan.
D.
Mencari
nilai akhir
Penentuan nilai akhir dilakukan terutama
pada waktu guru akan mengisi rapor atau STTB. Biasanya dalam menentukan nilai
akhir ini guru sudah dibimbing oleh suatu peraturan atau pedoman yang
dikeluarkan oleh pemerintah atau kantor / badan yang membawahinya.
Ada
beberapa contoh memperoleh nilai terakhir :
a) Untuk
memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes sumatif
dengan rumus :
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif)
Keterangan :
NA = nilai akhir
F =
nilai tes formal
S =
nilai tes sumatif.
b) Nilai
akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan umum
dengan bobot 2, 3, dan 5. Bisa di tulis dalam rumus:
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.gif)
Keterangan :
T
= nilai tugas
H
= nilai ulangan harian (rata-ratanya)
U
= nilai ulangan umum.
c) Nilai
akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai EBTA,
kemudian di bagi 3. Rumusnya :
![](file:///C:/Users/neo9/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image014.gif)
Keterangan:
SH =
Jumlah nilai ulangan harian
E =
Nilai EBTA
Nh =
Frekuensi ulangan harian[3]
E.
Kesimpulan
1. Menskor
Dalam hal pekerjaan
menskor atau menentukan angka, dapat digunakan tiga macam alat bantu yaitu :
a. Pembantu
menentukan jawaban yang benar, disebut kunci jawaban.
b. Pembantu
menyeleksi jawaban yang benar dan yang slah, disebut kunci skoring.
c. Pembantu
menentukan angka, disebut pedoman penilaian.
Keterangan dan
penggunaannya dalam berbagai bentuk tes:
a. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk betul – salah.
b. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk bentuk pilihan ganda (multiple choice).
c. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk jawaban singkat (short answer
test).d
d. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk menjodohkan (matching).
e. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tes bentuk uraian (essay test).f
f. Kunci
jawaban dan kunci pemberian skor untuk tugas.
2. Mengolah
nilai
Ada beberapa skala
penilaian :
a. Skala
bebas
b. Skala
1 – 10
c. Skala
1 – 100
d. Skala
huruf
3. Menentukan
nilai akhir
a. Untuk
memperoleh nilai akhir, perlu diperhitungkan nilai tes formatif dan tes
sumatif.
b. Nilai
akhir diperoleh dari nilai tugas, nilai ulangan harian, dan nilai ulangan umum
dengan bobot 2, 3, dan 5.
c. Nilai
akhir untuk STTB diperoleh dari rata-rata nilai ulangan harian dan nilai EBTA,
Daftar Pustaka
Arikunto,
Suharsimi. 2002. Dasar-dasar evalusai
pendidikan, cet. 5. Jakarta : PT. Bumi aksara.
Arifin,
Zainal. 2013. Evaluasi Pembelajaran.
Jakarta : PT. Remaja rosdakarya.
matur nuwun yesss mbak ayu... akun medsose opo... hehehe
BalasHapus