Kelompok 10:
1. Cherul Anam 1123305029
2. Rofik Andi H 1123305030
3. Ruswati 1123305031
Tarbiyah/5/PGMI-A
APLIKASI PEMBELAJARAN KREATIF MATEMATIKA
A. Pengertian Pembelajaran
Kreatif Matematika
Arikunto
mengemukakan “pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya
proses penguasaan pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang
belajar.” Lebih lanjut Arikunto mengemukakan bahwa “pembelajaran adalah bantuan
pendidikan kepada anak didik agar mencapai kedewasaan di bidang pengetahuan,
keterampilan dan sikap.”
Sedangkan
menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa “Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar.”
Dari
pengertian pembelajaran di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa
pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan yang memungkinkan guru dapat
mengajar dan siswa dapat menerima materi pelajaran yang diajarkan oleh guru
secara sistematik dan saling mempengaruhi dalam kegiatan belajar mengajar untuk
mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar.[1]
Sedangkan kreatif adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada,
yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Kreatif
bisa dimiliki semua orang dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya.
Sangat disayangkan apabila guru matematika kurang memberi kesempatan pada
peserta didik untuk belajar secara kreatif, karena hal tersebut sama
artinya dengan mencetak robot-robot yang hanya bertindak atas dasar remote
controll dari pemiliknya.
Menurut Standar Isi dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006, mata pelajaran matematika diberikan untuk membekali peserta didik dengan
kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta
kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
Upaya mengembangkan kreatif peserta didik secara
optimal, terutama dalam kaitannya dengan proses pembelajaran di sekolah menjadi
tugas dan tanggungjawab seorang guru. Proses pembelajaran matematika yang
diterapkan di sekolah secara umum masih jauh dari kualitas standar,
walaupun banyak guru yang sudah mendapatkan sosialisasi tentang model
pembelajaran yang inovatif.
Peserta didik cenderung belajar matematika dengan pola
pikir imitatif dengan kacamata pikiran orang lain. Apabila hal ini dibiarkan
maka dalam jangka panjang bisa berakibat mematikan kreatif serta rasa percaya
diri dari peserta didik tersebut dan bisa mengakibatkan penurunan kualitas
sumber daya manusia. Peserta didik yang kreatif itu adalah peserta didik yang
mempunyai kapasitas untuk membuat hal yang baru. Mampu berfikir dan bertindak
untuk mengubah suatu ranah atau menetapkan suatu ranah baru. Kreatif manusia
melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan
karya-karya spektakulernya.
Di sekolah, masih ada guru matematika yang cenderung
membelajarkan penyelesaian soal matematika dengan cara “menyontek” dari cara
yang sudah ada. Hal itu kemudian diajarkan kembali kepada peserta didiknya
dalam waktu lima menit. Padahal, seorang ahli matematika menyelesaikan soal itu
bisa mencapai satu hari, sebab ahli matematika menemukan sendiri cara
menjawab soal itu, sedangkan guru lebih banyak meniru cara orang lain untuk
menyelesaikan soal, sehingga lebih bersifat hafalan. Cara tersebut adalah pola
imitatif karena berpikir dengan jalan yang sudah ditentukan oleh orang lain.
Hal itu yang menyebabkan hilangnya esensi kreatif dalam mempelajari matematika.
Orang berpikir bahwa pelajaran matematika itu kaku karena sudah pasti
rumus-rumusnya. Dalam bekerja, dia lebih cenderung bersifat rutin dan tidak
melakukan inovasi. Padahal, sebenarnya matematika bila diajarkan dengan proses
yang benar justru merangsang kreatif anak. Dengan demikian maka perlu ada upaya
untuk mempromosikan kreatif dalam pembelajaran matematika.
Perbedaan definisi kreatif yang dikemukakan oleh
banyak ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Sudut pandang para ahli
terhadap kreatif menjadi dasar perbedaan dari definisi kreatif. Dari beberapa
uraian mengenai definisi kreatif yang dikemukakan di atas peneliti menyimpulkan
bahwa kreatif adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat,
variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbeda/lebih baik).[2]
B.
Aplikasi Pembelajaran Kreatif Matematika
1.
Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan dengan Menggunakan Media Gambar untuk Siswa Kelas I
SD/MI
Gambar
termasuk media pembelajaran berbasis visual. Telah diketahui bahwa media
berbasis visual seperti gambar dapat memudahkan pemahaman terhadap suatu materi
pelajaran yang rumit atau kompleks. Media
gambar dapat menyuguhkan elaborasi yang menarik tentang struktur atau
organisasi suatu hal, sehingga juga memperkuat ingatan. Media gambar dapat menumbuhkan minat siswa dan memperjelas
hubungan antara isi materi pembelajaran dengan dunia nyata. Untuk memperoleh
kemanfaatan yang sebesar-besarnya dalam penggunaan media gambar dalam
pembelajaran ini, maka ia haruslah dirancang dengan sebaik-baiknya.
Media
pembelajaran gambar dapat disajikan dalam bentuk : Poster, Kartun, Komik,
Gambar Fotografi, Slide, Bagan, dan Diagram.
Perhatikan
contoh pembelajaran matematika dengan media gambar pada operasi penjumlahan dan
pengurangan di bawah ini:
4 + 3 =
7
12 - 7 = 5
2.
Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat dengan Menggunakan Garis Bilangan
Pada Siswa Kelas V SD/MI
Apa itu Bilangan Bulat??
Masih ingatkah kalian mengenai bilangan cacah? Bilangan cacah yaitu bilangan
yang dimulai dari 0, 1, 2, 3, .... Jika
bilangan cacah tersebut digambarkan pada suatu
garis bilangan, apa yang kalian peroleh?
Perhatikanlah!!
Seseorang berdiri di atas lantai berpetak. Ia memilih satu garis lurus di
depannya nya yang menghubungkan petak-petak lantai tersebut. Ia berdiri di satu titik dan ia namakan titik 0.
Garis pada petak di sebelah kanan ia
beri angka 1, 2, 3, 4, .... Jika ia bergeser 7 langkah ke kanan, selanjutnya dia geser 4
langkah ke kiri. Berdiri di angka berapakah ia
sekarang??
Sebelum menjawab
permasalahan di atas, perhatikanlah rambu-rambu untuk bilangan bulat pada garis
bilangan di bawah ini:
a. Aturan garis bilangan:
0 sebagai titik tengah, sebelah kanan 0 positif, sebelah kiri 0 negatif.
b. Tandai garis bilangan
sampai angka tertentu, baik untuk bilangan bulat positif maupun negatif.
c.
Tanamkan
kepada siswa untuk mematuhi rambu-rambu itu (ke kanan positif, ke kiri
negatif).[3]
Negatif
|
Positif
|
Oleh karena itu, dari permasalahan di atas dapat dituliskan:
7 + (-4) = 3
Soal!!
1) Andi mula-mula berada di titik
tengah. Kemudian ia bergeser 4 langkah ke kanan, ia
berdiri di angka +4. Selanjutnya, jika ia
geser 2 langkah ke kiri, ia berdiri di angka +2. Lalu ia geser lagi 3 langkah ke kiri. Berdiri di angka
berapakah ia sekarang??
2) 3 + (-5) + (-1) + 7 =
…
Keterangan:
Tanda + pada bilangan
bulat positif biasanya
tidak ditulis. Kumpulan semua bilangan bulat disebut himpunan bilangan bulat dan dinotasikan dengan B = {..., –3,
–2, –1, 0, 1, 2, 3, ...}.[4]
3.
Operasi
Penjumlahan dan Pengurangan Pecahan dengan Menggunakan Kartu Pecahan Pada Siswa
Kelas IV SD/MI
Seorang guru dituntut dapat berkreasi secara
dinamis, dan mampu menyiapkan media kartu pecahan untuk pembelajaran matematika
terutama pokok bahasan mengenai pecahan.
Media yang biasa digunakan adalah menggunakan kartu
pecahan. Kartu pecahan yang disebut pembilang adalah kartu dengan warna kuning
dan kartu yang disebut penyebut yaitu kartu dengan warna merah.
|
|
|
|
Manfaat dari kartu pecahan ini adalah untuk
menjelaskan materi penjumlahan dan penguranan pecahan biasa.
Contoh soal
dalam bentuk cerita yang biasanya ada disekolah tingkat dasar:
Tadi pagi ibu
membeli telur 2/5 kg. Kemudian
ibu membeli telur 1/5 kg lagi.
Berapa kg telur
yang dibeli ibu seluruhnya?
Jawaban :
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2/5 1/5 3/5
Contoh soal pada pengurangan
2/4 - 1/4 = 1/4
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2/4 1/4
1/4
Referensi:
http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli
diakses tanggal 24 September 2013 pukul 13.50 WIB
http://www.infodiknas.com/mengembangkan-kreatif-dalam-pembelajaran-matematika.html
diakses tangal 24 September 2013 pukul 13.13 WIB
http://www.youtube.com/watch?v=2QIAAJSNiHk
diakses pada 27 September 2013 pukul 5.29 WIB
http://matematikasmp-alid.blogspot.com/2011/02/bilangan-bulat.html
diakses pada 26 September pukul 21.14 WIB
[1] http://www.whandi.net/2007/05/16/pengertian-belajar-menurut-ahli
diakses tanggal 24 September 2013 pukul 13.50 WIB
[2] http://www.infodiknas.com/mengembangkan-kreatif-dalam-pembelajaran-matematika.html
diakses tangal 24 September 2013 pukul 13.13 WIB
[3] http://www.youtube.com/watch?v=2QIAAJSNiHk
diakses pada 27 September 2013 pukul 5.29 WIB
[4] http://matematikasmp-alid.blogspot.com/2011/02/bilangan-bulat.html
diakses pada 26 September pukul 21.14 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar