PEMBELAJARAN
PUASA, AMALIYAH RAMADHAN, DAN SHALAT ‘ID
Disusun dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah : Pembelajaran Fiqh
Dosen Pengampu : Drs.
Subur,M. Ag.
Disusun Oleh:
Akbarina Nurizkiani 1123305002
Wantia Khikmah 1123305005
Faradila Khoirunnisa 1123305012
Ahmad Arifin Zain 1123305014
Deny Ristiani 1123305041
SEKOLAH TINGGI AGAMA
ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2013
A.
Pendahuluan
Puasa
merupakan rukun islam yang ketiga, maka dari itu kita sebagai umat islam wajib
melaksanakan bulan puasa khususnya dibulan ramadhan.
B.
Konsep
Puasa
Puasa
dikenal dengan sebutan “shiyam” atau “shaum” berasal dari bahasa Arab. Secara
lughawi shiyam atau shaum berarti berpantang atau menahan diri dari sesuatu.
Dalam pengertian syar’i, puasa digambarkan dalam al-Quran (surat al-Baqarah
ayat 187) sebagai “menahan hawa nafsu dari makan, minum dan hubungan seksual
dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dari
pengertian secara syara’ tersebut dapat ditarik makna bahwa puasa atau syiam
adalah suatu ibadah kepada Allah swt. Dengan syarat dan rukun tertentu dengan
jalan menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksualdan lain-lain
perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna atau nilai dari pada
puasa, semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.[1]
·
Syarat
puasa :
Syarat
wajib puasa terdiri dari :
1. Berakal.
2. Baligh.
3. Kuat
berpuasa.
4. Mengetahui
masuknya bulan ramadhan.
Syarat
sah puasa sebagai berikut :
1. Islam.
2. Mumayyiz,
ialah orang yang dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik.
3. Suci
dari haid dan nifas bagi orang perempuan.
4. Puasa
pada hari yang dibolehkan puasa.
·
Rukun Puasa terdiri, dari :
1. Puasa
harus dengan niat.
2. Menahan
diri dari segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenamnya
matahari.
·
Hal-hal yang membatalkan puasa :
1. Makan
dan minum.
2. Muntah
dengan disengaja.
3. Melakukan
hubungan kelamin, mengeluarkan mania tau bermesraan hingga keluar mani,
membatalkan puasa.
4. Keluar
darah haid atau nifas
5. Gila
·
Orang yang tidak boleh berpuasa, yaitu :
1. Orang
sakit yang tidak kuat berpuasa, karena apabila ia berpuasa akan bertambah
sakitnya, dan kepadanya diperbolehkan berbuka dengan kewajiban mengqoda bila ia
telah sembuh pada waktu sesudah Ramadhan selesai.
2. Orang
yang berpergian jaug yang cukup melelahkan, demikian pula orang yang pergi ibadah
haji.
3. Orang
yang lemah fisiknya karena memang pembawaannya atau sudah tua, atau karena
habis sakit yang kekuatan fisiknya tidak normal kembali, mereka diperbolehkan
membayar fidyah (sedekah) setiap hari ¾ liter.
4. Wanita
hamil atau wanita menyusukkan anaknya yang khawatir akan .lemah atau mengganggu
kesehatan bayinya. Bagi keduanya boleh berbuka dan wajib qodho serta member
makan fakir miskin tiap-tiap hari ¾ liter.
·
Hikmah Berpuasa
Adapun
hikmah/manfaat puasa itu antara lain :
1. Sebagai
tanda syukur atas nikmat dan karunia Allah swt. Yang diberikan kepada kita.
2. Penanaman
iman dan taqwa kepada Allah swt. Meskipun banyak makanan di siang hari, tidak
akan memakannya, karena kita yakin bahwa Allah swt. melihat kita.
3. Penanaman
jiwa social.
4. Membina
sifat sabar dan tawakal.
5. Mendapat
dua kegembiraan.
6. Menjaga
kesehatan jasmani dan rohani.
7. Melatih
disiplin waktu dan peraturan.
C. Konsep
Amalan di Bulan Ramadhan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dan
penuh berkah dan dapat dilipat gandakan pahala amalan-amalannya. Pada waktu
itulah pintu surga terbuka dan pintu-pintu neraka ditutup.
Sabda Rasulullah saw :
“Sesungguhnya telah dating padamu bulan yang penuh
berkah, dimana Allah mewajibkan kamu berpuasa, disaat dibuka pintu-pintu surga,
ditutup pintu-pintu neraka dan dibelenggu syaitan-syaitan dan padanya dijumpai
suatu malam yang dinilainya lebih berharga dari seribu bulan. Maka barang siapa
yang tidak berhasil beroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan
itu buat selama-lamanya.” (HR.Ahmad, Nasai dan Baihaqi).
Dari hadits tersebut jelaslah, bahwa beramal pada
bulan Ramadhan akan sangat besar pahalanya. Amalan-amalan yang utama dilakukan
pada bulan Ramadhan antara lain:
1. Qiyamu
Ramadhan
Salah satu bentuk qiyam
ramadhan adalah shalat tarawih dan shalat witir.
2. Tadarus
Al-Quran
3. Bershadaqah
kepada fakir miskin, dan member makanan kepada orang yang berbuka.
4. Memperbanyak
istighfar (mohon ampun) dan do’a, khususnya pada Lailatul Qadar.
5. I’tikaf
Yaitu diam (berhenti)
dalam masjid dengan cara yang tertentu.
D. Konsep
Shalat ‘ID
1) Shalat
Idul Fitri
Hari raya Idul Fitri adalah suatu hari dimana umat
Islam kembali pada fitrahnya setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramadhan.
Jadi yang dimaksud shalat idul fitri adalah shalat sunat yang dilakukan pada
hari raya setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramdhan.
·
Waktu Shalat Idul Fitri :
Shalat idul fitri dilaksanakan pada hari raya idul
Fitri, yakni bertepatan pada tanggal 1 syawal setelah selesai menjalankan
ibadah puasa ramadhan. Dimulainya shalat Idul Fitri dari terbit matahari sampai
tergelincir (siang hari) sebelum masuk waktu dhuhur.
·
Tata Cara Pelaksanaan shalat Idul Fitri
Shalat
Idul Fitri dapat dikerjakan di tanah lapang ataupun di masjid. Sebelum
mengerjakan sholat, terlebih dahulu kita harus suci dari hadas kecil dan najis
serta berwudhu, selain itu kita harus menutup aurat dan memakai pakaian yang
suci, bersih dan bagus.
2) Shalat
Idul Adha
Shalat Idul Adha
hukumnya sunnah muakkad dan disunahkan lebih siang (dilambatkan) untuk member
kesempatan berkumpulnya jamaah.
·
Waktu Shalat :
Waktu shalat Idul Adha dilaksanakan oleh umat Islam pada
tanggal 10 Dzulhijah yakni, bertepatan dengan rangkaian kegiatan haji ditanah
suci Mekkah.
Umat
Islam berkesempatan untuk menyembelih binatang kurban, disamping itu karena
sebelum shalat Idul Adha umat Islam masih dalam keadaan tidak makan terlebih dahulu
berbeda dengan Idul Fitri yang dianjurkan makan terlebih dahulu. Adapun
pelaksanaan penyembelihannya sampai 13 Dzulhijah (hari tasyrik).
·
Keutamaan Shalat Id :
1. Shalat
Id merupakan syiar agama Islam.
2. Orang
yang menghidupkan hari raya Allah tidak akan mematikan hatinya.
3. Ketika
akan pergi shalat id disunatkan utuk mandi dan memakai harum-haruman dan
mengenakan pakaian terbaik.
4. Sebelum
berangkat shalat Idul Fitri disunatkan makan terlebih dahulu.
5. Orang
yang pergi menunaikan shalat hendaknya menempuh jalan yang berbeda antara pergi
dan pulangnya.
6. Shalat
hari raya dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah.
7. Pada
waktu shalat untuk rakaat pertama setelah takbiratul ihram sebelum membaca
fatihah disunatkan membaca takbir sebanyak tujuh kali, sedangkan pada rakaat
kedua itu lima kali.
E. Pembelajaran
Puasa
1. Metode
Ceramah
Metode
ceramah berguna untuk menyampaikan informasi atau gagasan, tetapi tidak efektif
untuk mengajarkan gerakan. Agar lebih efektif, langkah-langkah yang dapat
digunakan untuk meningkatkan ceramah antara lain :
1)
Buatlah ceramah menjadi bermakna.
Artinya informasi yang disampaikan dapat memenuhi sebanyak mungkin harapan akan
pengetahuan siswa.
2)
Perhatikan prinsip keseluruhan dan
parsial. Dalam ceramah harus menentukan apakah materi yang dibahas itu harus
disampaikan seluruhnya dalam satu waktu atau menyampaikannya bertahap sesuai
dengan jam pelajaran dan kemampuan siswa.
3)
Atur sistemtika penyampaian dengan baik.
4)
Pengulangan dan simpulan.
5)
Gunakan media sebagai alat bantu.
6)
Jangan terlalu lama.
7)
Gunakan metode pembelajaran lain sebagai
selingan dan sebagai alat bantu untuk mengetahui efektifitas ceramah.
2. Metode
Tanya Jawab
Menurut E. Mulyasa
dalam bukunya Lukman Zain, rambu-rambu pertanyaan yang baik itu meliputi :
1)
Memberi acauan pertanyaan kepada siswa.
Bentuk pertanyaan ini diberikan dengan terlebih dahulu menyampaikan
materi-materi yang akan ditanyakan.
2)
Pusatkan pertanyaan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
3)
Pertanyaan-pertanyaan yang akan
diberikan harus dapat menuntun dan membimbing siswa ke arah jawaban yang benar.
4)
Guru harus melacak jawaban siswa.
3. Teknik
Talking Stick
Teknik
ini sebenarnya hanya teknik bertanya biasa, namun agar menjadi lebih menarik,
guru dapat menggunakan tongkat untuk memilih siswa untuk menjawab.
Teknik
talking stick dapat digunakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
:
1)
Siapkan sebuah tongkat untuk dibawa
mengajar.
2)
Sampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan
mempelajari materi puasa dari bahan ajar.
3)
Setelah mereka selesai membaca dan
mempelajari materi puasa ramadhan, siswa diminta untuk menutup buku mereka.
4)
Guru mengambil tongkat yng telah
disiapkan dan berikan kepada salah seorang siswa.
5)
Berikan pertanyaan tentang puasa
ramadhan kepada siswa yang sedang mendapat giliran memegang tongkat dan minta
untuk menjawabnya.
6)
Berikan kembali pertanyaan, dan berikan
tongkat kepada lain.
7)
Simpulkan materi yang telah disampaikan
melalui pertanyaan-pertanyaan itu.
8)
Lakukan evaluasi.
4. Tumpukan
Kartu
Seorang guru dapat
menggunakan teknik ini untuk mengajarkan ketentuan puasa dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Guru membagikan kartu kosong kepada para
siswa yang duduk berlima atau berenam per-meja (dalam satu kelompok).
2)
Mintalah setiap siswa menuliskan pertanyaan
mengenai berbagai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada kartu tersebut.
3)
Mintalah salah seorang dari kelompok
tersebut berperan sebagai pembagi kartu.
4)
Selanjutnya, mintalah kepada siswa
pembagi kartu untuk mengocok kartu dan membagikannya ke seluruh anggota
kelompok secara tertelungkup.
5)
Mintalah secara bergiliran pada setiap
siswa untuk membaca salah satu pertanyaannya dari dalam kartu yang dipegangnya
di depan anggota kelompok.
6)
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa
dijawab kelompok diletakkan ditengah meja dan ditanyakan kepada seluruh siswa
dikelas pada akhir pertanyaan.
5. Pertanyaan
Musikal
Guru
dapat menggunakan teknik ini dengan mengikuti cara-cara sebagai berikut :
1) Mintalah
siswa menulis pertanyaan mengenai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada
selembar kertas kosong.
2) Mintalah
kepada semua siswa untuk berdiri dan membentuk sebuah lingkaran.
3) Sementara
guru memainkan musik, mintalah mereka mengedarkan kartu pertanyaan ke
sekeliling lingkaran.
4) Music
berhenti. Siswa yang memegang kartu membaca pertanyaan dan menjawabnya.
5) Mereka
dapat meminta siapa saja atau menggunakan apa saja di dalam ruangan untuk
membantu menjawab.
6) Kemudian,
putar musik, berhenti. Setiap orang yang memegang kartu saat musik berhenti ia
harus membaca dan memberi pertanyaan.
7) Demikian
seterusnya.
6.
Metode Kisah
Metode kisah ditekankan pada
setiap materi disebabkan dua hal. Pertama, anak-anak menyukai dongeng, dan
kedua, dongen sangat efektif mempengaruhi afeksi anak didik. Oleh karenanya,
guru perlu menguasai cara-cara berkisah dan mengetahui berbagai kisah yang
menggugah. Untuk membahas hikmah puasa, metode kisah nampaknya sangat relevan
untuk digunakan.
F. Pembelajaran
Amalan Ramadhan
1.
Lingkaran Pertanyaan Kentang Panas
Teknik ini merupakan pengembangan metode
Tanya jawab. Dalam prakteknya teknik ini mengharuskan siswa membentuk lingkaran
dan melempar-lempar bola atau sejenisnya seolah-olah sebuah kentang panas bila
dipegang. Guru dapat menggunakan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah
berikut:
1)
Mintalah siswa berdiri dan membentuk
lingkaran
2)
Suruh salah seorang untuk memulai
permainan dengan bertanya yang disertai
dengan melempar-lemparkan bola dalam lingkaran. Pertanyaan siswa harus
diarahkan kepada tema amalan ramadhan dan menyangkut aspek pengetahuan
teoritis, gerakan maupun bacaan tertentu.
3)
Orang yang menngkap bola yang
dilemparkan tadi harus menjawab pertanyaan yang diajukan.
4)
Jika orang tersebut tidak menjawab pertanyaan
dengan segera, ia harus cepat – cepat melemparkan bola itu layaknya sebutir
kentang panas kepada orang lain dalam lingkaran
5)
Bola terus beredar sampai ada yang bisa
menjaab pertanyaan yang diajukan
6)
Orang yang dapat menjawab pertanyaan itu
dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan baru, dan proses yang tadi dimulai
lagi.
7)
Guru dan siswa lain membantu memperjelas
pertanyaan dan jawabannya
8)
Untuk variasi, selain menggunakan bola,
anda dapat menggunakan kentang subgguhan.
2.
Tukar
Menukar Pertanyaan Antar Tim
Teknik menukar pertanyaan antar tim
dapat dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :
1)
Bagilah siswa menjadi 2 kelompok
2)
Mintalah setiap tim untuk menyusun 10-20
pertanyaan mengenai amalan puasa untuk diberikan kepada tim lain.
3)
Tim-tim tersebut bertukar pertanyaan,
dan berlomba menyelesaikan soalnya
4)
Tim pertama yang berhasil menjawab semua
pertanyaan dengan benar mendapat sebubgkus kuaci atau hadiah yang lain.
5)
Guru member umpan balik, mengevaluasi
dan membuat kesimpulan
3.
Tanya
Sahabatmu
Untuk
melakukannya ikuti langkah-langkah berikut :
1)
Pada pertengahan atau akhir ceramah
guru, kelompokan siswa sehingga saling berpasangan
2)
Mintalh masing-masing pasangan untuk
mengajukan beberapa pertanyaan mengenai amalan-amalan ramadhan kepada
pasangannya.
3)
Jika kedua belah pihak tidak dapat
menjawab pertanyaan yang diajukan, mereka menanyakan pertanyaan tersebut kepada
seluruh kelompok pada akhir sesi pengajaran.
G. Pembelajaran
Shalat ‘Id
1.
Edarkan Topi
Teknik ini
dilakukan dengan mengkuti langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Mintalah setiap orang untuk menuiskan
pertanyaan mengenai shalat ‘id pada sebuah kartu dan mintalah mereka untuk
menaruhnya di dalam sebuah topi yang diedarkan
2)
Mintalah seluruh siswa untuk mengambil
pertanyaan dari topi yang sudah diaduk. Mintalah untuk membaca pertanyaan di
depan kelas.
3)
Persilahkan siswa untuk menjawab. Orang
yang dapat menjawab dengan benar mendapat nilai atau hadiah.
4)
Guru bisa ikut atau membantu menjawab
pada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.
2.
Question Student Have (pertanyaan siswa)
Untuk
mempraktekan teknik ini, seorang guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1)
Guru membagikan potongan-potongan kertas
(ukuran kartu pos) kepada siswa.
2)
Mintalah kepada setiap siswa untuk
menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi shalat ‘id, atau yang
berhubungan dengannya (tidak perlu menuliskan nama atau identitas).
3)
Setelah semua selesai membuat
pertanyaan, mintalah masing-masing siswa untuk memberikan pertanyaan itu kepada
teman disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisib duduk siswa adalah
lingkaran nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah jarum jam.
4)
Saat menerima kertas dari teman
sampingnya mintalah siswa untuk membaca pertanyaan tersebut. Jika pertanyaan
tersebut ingin diketahui jawabannya, beri tanda centang, jika tidak berikan
langsung kepada teman disamping kirinya.
5)
Ketika kertas pertanyaan tadi kembali
kepada pemiliknya, mintalah siswa untuk menghitung tanda centang yang ada pada
kertasnya. Pertanyaan yang banyak terdapat tanda centang mendapat giliran untuk
dibacakan dan kemudian untuk dijawab guru.
6)
Berilah respon pada pertanyaan tersebut
dengan ssalah satu respon dibawah ini :
-
Beri jawaban langsung secara singkat.
-
Menunda jawaban sampai waktu yang tepat
atau sampai membahas topik tersebut.
7)
Jika waktu cukup, minta beberapa siswa
untuk membacakan pertanyaan meski tidak mendapat tanda centang banyak kemudian
berikan jawaban.
3 Active
Knowledge Sharing (Saling Tukar Pikiran)
langkah-langkah di bawah ini dapat digunakan
guru untuk mengaktifan siswa dalam mempelajari materi shalat ‘Id.
1)
Buat pertanyaan yang berkaitan dengan
materi pelajaran. Pertanyaan tersebut berupa :
-
Definisi shalat ‘Id:
-
Cara-cara shalat ‘Id
-
Sunah-sunah hari raya, dll.
2)
Minta siswa untuk menjawab
sebaik-baiknya
3)
Minta siwa untuk berkeliling mencari
teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan.
4)
Minta siswa untuk kembali ketempat duduk
mereka, kemudian periksa jawaban mereka. Guru menjawab pertanyaan yang tidak
bisa dijawab oleh siswa.
4.
Metode Silent Demonstration.
Adapun langkah-langkahnya meliputi:
1)
Tentukan prosedur dan langkah yang akan
diajarkan siswa, dalam hal ini gerakan-gerakan shalat ‘id secara tertib.
2)
Mintalah siswa untuk memperhatikan cara
guru memperagakan. Lakukan dengan memberi pejelasan.
3)
Bentuklah siswa menjadi
kelompok-kelompok kecil.
4)
Minta beberapa siswa menjelaskan apa
yang dilakukan. Jika siswa masih kesulitan ulangi lagi demonstrasinya.
5)
Beri kesempatan masing-masing kelompok
mempraktekkan apa yang guru demonstrasikan.
6)
Akhiri dengan memberi tantangan pada
siswa tata cara shalat ‘Id dengan tartib.
[1]
Nur Syamsudin, Fiqh, (Jakarta: Direktorat Jend. Pendidikan Islam Departemen
Agama RI, 2009) hlm.11-12
Tidak ada komentar:
Posting Komentar