GURU
SEYOGYANYA MEMILIKI BUKU PEGANGAN
![logo-stain](file:///C:/Users/TOSHIB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.jpg)
Disusun
dan Diajukan Guna Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata
Kuliah : Tafsir Hadist Tarbawi
Dosen
Pengampu : H. Mukhroji, S.Ag, M.S.I
Disusun
Oleh :
1. Erna
Setyowati 1123305020
2. Intihatun
Mardiyah 1123305021
TARBIYAH
/ 7 PGMI-A
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
PURWOKERTO
2014
A. PENDAHULUAN
Guru
adalah komponen penting dalam sebuah sistem pendidikan. Guru merupakan ujung
tombak pendidikan. Walaupun banyak faktor yang mempengaruhi kemajuan pendidikan
sebuah bangsa, namun pada hakikatnya tidak dapat disangkal bahwa gurulah faktor
terpenting. Guru adalah faktor utama yang langsung bersentuhan dengan subjek
pendidikan, yaitu siswa.
Dalam
mengajar guru haruslah mempunyai buku pegangan atau buku ajar, untuk memudahkan
dalam pembelajaran. Guru harus memahami materi ajar pelajaran yang mereka
ajarkan dan mengetahui cara menyusun kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan di sekolah.
B. Pengertian Guru
Guru
menurut UU No. 20 tahun 2003 yaitu pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang pendidikan dasar
dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini.[1]
Guru
adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi
susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Guru
didedikasikan dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di
masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Menurut
Ahmad Tafsir, pendidik dalam islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab
terhadap perkembangan peserta didik. Mereka harus dapat mengupayakan seluruh
potensi peserta didik, baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik.
Potensi-potensi ini dikembangkan sedemikian rupa dikembangkan secara seimbang
sampai mencapai tingkat yang optimal berdasarkan ajaran islam.
C. Buku Pegangan Guru
1. Hadist
Abi Juhaifah
عن ابي جحيفه
قال قلت لعلي بن ابي طالب هل عندكم كتا ب قا ل لا الا كتا ب الله او فهم اعطيه رجل
مسلم او ما في هذه الصحيفة قال قلت فما في
هذه الصحيفة قال العقل وفكاك الايسر ولا يقتل مسلم بكا فر
Dari
Abi Juhaifah berkata, “ Aku berkata kepada Ali, apakah anda memiliki kitab?”
Ali berkata, “ Tidak, kecuali kitab Allah, pemahaman seorang muslim dan catatan
yang ada dalam kertas ini”, Ia berkata,
“ Aku berkata lagi, catatan apakah yang ada dalam kertas-kertas itu?” Ali
berkata, “Diyat, tebusan tawanan perang dan orang muslim yang membunuh kafir
tidak akan diqisash.
Riwayat diatas menjelaskan: Ibnu
Munir mengatakan, “Hadist ini menunjukan bahwa Ali memiliki catatan mengenai
fikih yang diintisarikan dari Al-Qur’an, pemahaman seperti ini adalah maksud
dari kata pemahaman yang diberikan kepada seorang. Tujuan disebutkannya kata
pemahaman adalah untuk menetapkan kemungkinan adanya tambahan yang
diintisarikan dari Al-Qur’an. Pemahaman yang diberikan kepada seseorang tentang
Al-Qur’an artinya, apabila Allah memberikan pemahaman kepada seseorang akan
Al-Qur’an, maka tentunya orang tersebut akan mampu mengambil intisari
Al-Qur’an, dengan begitu orang tersebut mendapatkan tambahan dari Al-Qur’an.
2. Buku
Ajar
Buku
sebagai rangkaian dari perangkat pembelajaran tentunya harus memberikan manfaat
bagi guru khususnya siswa. Buku adalah bahan tertulis yang menyajikan ilmu
pengetahuan buah pikiran dari pengarangnya. Buku sebagai bahan tertulis
merupakan buku yang berisi suatu ilmu pengetahuan hasil analisis terhadap
kurikulum dalam bentuk tertulis. Sedangkan buku yang baik adalah buku yang
ditulis dengan menggunakan bahasa yang baik dan mudah dimengerti, disajikan
secara menarik dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya, isi buku
juga menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide penulisnya.
Buku sebagai
salah satu bahan ajar jenis bahan cetak merupakan buku yang substansinya adalah
pengetahuan, yang disusun berdasarkan analisis kurikulum, disusun untuk memudahkan
guru dalam pembelajaran dan siswa belajar mencapai kompetensi yang ditetapkan
kurikulum, dengan memperhatikan kebahasaan, kemenarikan, dan mencerminkan ide
penulisnya.
Langkah-langkah
yang harus dilakukan guru dalam menulis buku sebagai pelengkap perangkat
pembelajaran, yaitu:
a. Menganalisis
Kurikulum
b. Menentukan
judul buku yang akan ditulis
c. Merancang
outline buku agar memenuhi aspek kecukupan
d. Mengumpulkan
referensi sebagai bahan penulisan
e. Menulis
buku dengan memperhatikan kebahasan yang sesuai dengan pembacanya
f. Mengedit
dan merevisi hasil tulisan
g. Memperbaiki
tulisan
h. Menggunakan
berbagai sumber yang relevan[2]
3. Materi
Ajar
Seorang guru
harus memahami materi ajar pelajaran yang mereka ajarkan dan mengetahui cara
menyusun kurikulum berdasarkan kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran yang
ditetapkan di sekolah. Hal itulah yang akan membantu para guru dalam memilih,
mengadaptasi, dan mendesain materi dan pengajaran sehingga para guru dapat
mencapai tujuan yang ditetapkan. Meskipun para guru telah dibekali dengan
beberapa sumber bacaan dan materi-materi lain untuk kelas yang mereka ajarkan,
mereka tetap harus mencermati bagaimana menggunakan materi-materi tersebut agar
sesuai dengan tujuan, standar yang ditetapkan, kebutuhan siswa terkait dengan
pengalaman pembelajaran siswa, dan sesuai dengan sumber dan kebutuhan
masyarakat disekitar siswa.[3]
4. Sumber
belajar
a.
Pengadaan
sumber belajar
1)
Sekolah
harus membuat daftar kebutuhan sumber
belajar yang dibutuhkan selama paling tidak satu tahun ajaran, agar proses
belajar berjalan dengan baik, tanpa hambatan akibat kurangnya sumber belajar.
2)
Disamping
tersedianya sumber belajar yang mencukupi, proses belajar akan berjalan baik
apabila didukung oleh ketersediaan alat pelajar yang sesuai dengan materi yang
dibahas dalam kegiatan setiap mengejar.
3)
Kesesuaian
alat yang ada dengan kebutuhan. Kita sering kali menemukan bahwa alat-alat yang
disediakan dan dikirm dari pusat sering tidak sesuai dengan kebutuhan rill
sekolah.
b.
Pemanfaatan
sumber belajar
1)
Identifikasi
kebutuhan sumber belajar. Ini menjadi tugas para guru dan sekolah umumnya,
untuk memilih sumber belajar yang sesuai dengan topik yang dibahas.
2)
Inventarisasi
sumber belajar yang telah tersedia di
sekolah dan penting, untuk mengetahui seberapa tingkat kebutuhan dan tingkat
kecukupan untuk melakukan proses belajar dan mengajar.
3)
Guru
mencocokan sumber belajar dengan mata pelajaran.
4)
Guru
menetapkan materi dan kompetensi untuk KBM..
5)
Guru
dan murid harus seoptimal mungkin memanfaatkan sumber belajar yang tersedia
dalam pembelajaran.[4]
D.
Kesimpulan
Guru
adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi
susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Guru
didedikasikan dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di
masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Buku
sebagai salah satu bahan ajar jenis bahan cetak merupakan buku yang
substansinya adalah pengetahuan, yang disusun berdasarkan analisis kurikulum,
disusun untuk memudahkan guru dalam pembelajaran dan siswa belajar mencapai
kompetensi yang ditetapkan kurikulum, dengan memperhatikan kebahasaan,
kemenarikan, dan mencerminkan ide penulisnya.
![](file:///C:/Users/TOSHIB~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif)
Dewi,
Ida Kusuma. 2009. Guru Yang Baik di
Setiap Kelas. Jakarta : PT Macanan Jaya Cemerlang
Permadi,
Dadi dan Arifin, Daeng. 2013. Panduan
Menjadi Guru Profesional. Bandung : Nuansa Aulia
Sujanto,
Bedjo. 2007. Guru Indonesia Dan Perubahan
Kurikulum Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta : CV. Sagung Seto
http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran. diakses pada
hari selasa tanggal 21 oktober 2014 pukul 13.10
[1]
Dadi Permadi dan daeng
arifin, 2013. Panduan Menjadi Guru
Profesional. (Bandung: Nuansa Aulia). Hal 8
[2]
http://pustaka.pandani.web.id/2013/03/pengertian-perangkat-pembelajaran.
diakses pada hari selasa tanggal 21 oktober 2014 pukul 13.10
[3]
Ida kusuma dewi, dkk, Guru Yang Baik di Setiap Kelas, (
Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang), hal 21
[4]
Bedjo Sujanto, Guru Indonesia dan Perubahan Kurikulum
Mengorek Kegelisahan Guru, (Jakarta: CV. Sagung Seto), hal
88-89
Tidak ada komentar:
Posting Komentar