Senin, 29 Juni 2015

Kesenangan yang tidak menyenangkan









Sebentar lagi masa liburan anak-anak sekolah berakhir, itu tandanya gue bakal segera mengajar. Gue tau ini bukan pertama kalinya gue mengajar, tapi tetep aja gue gugup. Selain gugup ada sesuatu perasaan yang aneh, perasaan yang tak terdefinisikan entah apa itu tepatnya gue nggak bisa menuliskannya dalam rangkaian kata-kata.
Gue nggak membayangkan kalo akhirnya gue memilih jalan untuk menjadi seorang guru, gue masih belum bisa menerima kenyataan yang gue pilih. Setiap manusia pasti kadang memiliki keinginan yang berubah-ubah setiap waktunya. Bukan plin-plan atau apa, tapi begitulah manusia kebanyakan.
Pada jaman dahulu kala, saat gue masih kecil ketika gue ditanya cita-cita gue, gue menjawab ingin menjadi dokter. Sebnernya bukan sepenuhnya keinginan gue ingin jadi dokter tapi karena kebanyakan temen-temen gue ingin jadi dokter maka gue mengikuti keinginan mereka karena gue ingin terlihat sama hebatnya dengan teman-teman gue.
Waktu berlalu dan keinginan jadi dokterpun mulai berlalu, kemudian saat gue kelas enam gue diajar sama guru yang begitu menginspirasi dan saat itu gue memutuskan untuk menjadi guru seperti beliau. Mungkin darisitulah keinginan gue menjadi seorang guru muncul.
Seperti impian orang pada umumnya hal itupun kemudian dilupakan, saat memasuki masa SMP gue pengen jadi seorang psikolog. Alasannya karena bu Titin, guru BK gue saat itu. Dia sosok yang luar biasa, dari kata-kata yang beliau ucapkan begitu menginspirasi dan kemampuan menasehati tanpa menggurui itu jadi alasan utama gue pengen jadi seorang psikolog.
Setiap orang punya masalah kan? Ketika orang hidup tanpa masalah itu pasti terlihat sangat membosankan. Dan itu juga menjadi masalah hidupnya karena menganggap tidak memiliki masalah. Gue pengen memberikan telinga gue untuk mendengar setiap keluh kesah orang-orang, mereka dengan senang hati menceritakan masalah mereka pada kita dan berharap kita bisa ikut menyelesaikan masalah mereka? Bukankah itu pekerjaan yang hebat?
Sangat jarang orang yang mau mendengar, sudah sifat manusia lebih banyak berbicara daripada memfungsikan telinganya dengan baik, itulah kenapa begitu banyak manusia egois yang bertebaran dimuka bumi ini, karena mereka jarang mendengar dan begitu sibuk dengan diri mereka sendiri.
Saat itu gue pengen menjadi sebagian manusia yang jarang ditemui itu, manusia yang memilih untuk lebih banyak mendengar. Membagi waktu kita untuk mendengarkan orang lain itu bukan perkara yang mudah. Mendengarkan, mungkin salah satu wujud untuk menunjukan pada dunia bahwa kita peduli.
Hari berjalan, lambat-lambat keinginan menjadi psikolog memudar dan menjadi seorang psikolog memang terdengar sederhana tapi ternyata tidak sesederhana kedengarannya.
Penulis. Kemudian gue berkeinginan menjadi seorang penulis. Gue dulu suka ngebaca majalah aneka yes! Gue menantikan cerpen-cerpen yang muncul disitu.
Lalu gue jadi lebih sering ke perpus pada saat itu, mulai membaca novel, hikayat, puisi, dongeng, cerita dan kebiasaan membacapun muncul begitu saja seiring dengan keinginan menjadi seorang penulis. Katanya penulis yang sombong adalah penulis yang tidak mau membaca karya orang lain, jadi saat itu gue memutuskan membaca karya-karya orang lain karena gue pengen jadi seorang penulis.
Gue mulai membuat cerita yang kemudian gue kasih secara Cuma-Cuma ketemen sekelas gue, gue belajar membuat puisi dan pelajaran bahasa Indonesia pada bab menulis itu menjadi pelajaran faforit gue kala itu.
Katanya yang membuat seseorang abadi adalah tulisan jadi jika kau ingin abadi maka menulislah. Keinginan menjadi seorang penulis semakin membara, apinya berkobar semakin besar.
Saat kita tidak bisa mengatakan sesuatu dengan mulut kita, menulis adalah cara yang paling bijak. Kita bisa mengeluarkan semuanya, sesuatu yang ada dihati kita, sesuatu yang ada dipikiran kita, kita bisa mengeluarkannya melalui pena, menakjubkan bukan?
Lagipula tulisan bisa dihapus, bisa diedit, bisa diperbaiki tidak seperti mulut kita. Tidak mungkin kan kita menjilat kembali ludah yang sudah dikeluarkan itulah kenapa banyak oarng yang lebih suka menulis daripada berbicara panjang lebar.
Buat gue, menulis adalah sesuatu yang mengalir begitu saja. Bahkan ketika tulisanmu hanya bisa kau nikmati sendiri itu tetap hal yang menakjubkan. itulah kenapa banyak orang yang hobi menulis buku diari.
Kita menulis apa yang kita baca dan membaca apa yang kita tulis, itu hal yang mengasyikan bukan? Gue nggak selalu berharap tulisan gue dibaca banyak orang bahkan gue sering berharap tak ada yang membaca ‘tulisan’ gue selain gue sendiri.
Saat itu menulis adalah cita-cita gue. Saat itu…
Hal-hal bisa berubah hanya karena waktu. Hebat bukan yang dimaksud dengan waktu. Bisa merubah segalanya, itulah hebatnya waktu.
Cita-cita gue jadi nggak jelas, gue pengen jadi ini, kemudian pengen jadi itu, dan lain sebagainya. Ketika gue sering liat film-film action, film amerika gue pengen jadi petarung hebat, gue pengen jadi salah satu agen FBI. Lucu kan? Xixi *abaikan*
Gue pernah pengen jadi arsitek juga saat itu ketika gue punya temen yang kuliah jurusan arsitek disolo, namanya Nana. Menurut gue arsitek itu keren meski lebih keren karya Tuhan, yaiyalah tuhan itu nggak bakal ada tandingannya.
Saat itu, gue pengen suatu saat mendesain rumah gue sendiri. Dulu gue memimpikan rumah yang seperti ada dikomik connan. Rumah yang memiliki ruang rahasia, bahkan ketika melihat doraemon yang labirin raksasa gue juga pengen membuat rumah yang ada labirinnya. Gue pengen punya rumah diatas pohon dan semua keinginan gue yang aneh-aneh. Gue suka berimajinasi ini dan itu.
Imajinasi itu segalanya dan begitu berharga buat gue. Bahkan dulu gue pengen membangun rumah ditengah hutan seperti dongeng Cinderella, membuat kastil yang indah didalam hutan. Mungkin gue bisa bertemu peri-peri, seperti kisah Tinkerbelle, Barbie, the lord of the rings. Gue juga kadang suka berharap gue punya lemari ajaib yang menghubungkan dunia gue kedunia lain seperti kisah Narnia.
Imajinasi gue suka berkeliaran entah kemana, menyenangkan banget ketika gue berjalan-jalan diatas imajinasi gila gue. Tapi gue mengakui itu salah satu hal menyenangkan dalam hidup gue, apa jadinya hidup tanpa imajinasi? Itu kedengaran seperti tidak memiliki harapan, tidak memiliki kepercayaan. Gue mempercayai apapun bahkan untuk hal-hal yang sulit dipercaya.
Ketika gue meilihat gambar-gambar yang indah gue belajar menggambar dan berkeinginan suatu saat gue jadi illustrator atau pelukis. Dan banyak keinginan yang berbeda ketika gue melihat sesuatu yang berbeda.
Pernah kepikiran jadi desainer, pengen merancang baju sendiri untuk dipake sendiri. Saat itu berasa membanggakan banget kalo terwujud.
Sekali lagi, waktu selalu merubah segalanya..
Ternyata sekarang gue bukan anak kecil lagi, gue udah gede atau setidaknya anak kecil yang terkurung dalam tubuh orang dewasa. Kadang gue lebih sering terlihat seperti anak-anak, dengan pemikiran anak-anak, tapi bukan berarti gue kekanak-kanakkan.
Dan saat ini cita-cita gue sederhana banget. Gue selalu menyimpan keinginan sederhana ini sendiri hingga saatnya gue bisa mengabulkannya. Gue pengen banget cita-cita yang ini nggak berubah kedepannya, gue pengen mewujudkannya dan semoga memang benar-benar terwujud. Amin
Ketika ternyata sekarang gue memilih jalan menjadi seorang guru semoga ini jalan yang terbaik yang Allah pilih buat gue. Pelan-pelan gue pengen mewujudkan impian sederhana gue itu, yang gue simpan sendiri sambil berjalan menjadi seorang guru. Guru yang menginspirasi banyak orang, guru yang dicintai, dan guru yang dirindukan murid-murid, semoga gue bisa menjadi guru yang sebeneranya. Guru buat diri gue sendiri, buat anak-anak gue nantinya dan gue pengen jadi guru yang tidak pernah menggurui siapapun.
Menjadi guru adalah kesenangan yang tidak menyenangkan. Semoga kelak akan ada seseorang yang mengajak gue keluar dari kesenangan yang tidak menyenangkan dan membawa gue pada kesenangan yang menyenangkan, kesenangan sesungguhnya. Semoga hari itu cepat datang. Hari-hari yang dilalui dengan hal-hal yang menyenangkan. Hari-hari penuh kesenangan yang menggembirakan. Hari itu… semoga kau cepat datang.
menjadi seorang guru! semoga gue bisa menjadi seorang guru yang bisa mengajar dengan ilmu dan mendidik dengan hati pada murid murid gue nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar