Setiap orang pasti punya rasa takut
akan sesuatu. Selain takut dengan air dan ketinggian gue begitu takut dengan
suara-suara. Yapz, makannya gue males kalo liat film horror terutama di
bioskop. Sebisa mungkin gue membenci dengan sangat yang namanya film horror.
Gue sih sebenernya mau mau aja liat film horror asal nontonnya di computer dan
tanpa suara. Kalo di kostan pas kepaksa liat film horror sama temen-temen yang
gue tutupin telinga gue bukan mat ague. Hahaha, ups!
Oke, lupakan soal film horror.
Sekarang, gue mau cerita soal kucing yang ada di rumah gue. Kucing dengan bulu
kecoklatan dengan garis-garis putih. Dia sama seperti kucing kampong pada
umumnya, nggak ada yang special.
Gue nggak begitu suka sama
binatang. Gue cenderung manusia yang nggak punya peri kehewanan, begitulah gue.
Hewan apapun hamper semuanya nggak memiliki daya tarik yang membuat gue
tertarik ke mereka. Saat di sawah ketika gue ngebantuin babeh gue paling males
kalo harus berpapasan sama yang namanya ulet, oter, kodok, kadal, de el el. Ihh
gue benci banget sama mereka. Salah mereka apa coba? Hingga gue membenci
mereka.
Nggak ada, kesalahan ada di gue.
Karena gue benci sama mereka. Maaf. HAHAHAHA *evil laugh*
Kembali ke kucing yang ada di rumah
gue. Gue udah mulai tertarik sama kucing. Kucing pertama yang membuat gue jatuh
cinta adalah ini..
Ini kucing ‘temen’ gue. Setiap gue
main kerumahnya si kucing berkeliaran kemana-mana. Tebar pesona gitu sama gue
dan ganjen banget kucingnya sumpah. Lama-lama hati gue luluh juga dan pada saat
itulah gue mulai suka sama yang namanya kucing. Meski kadar rasa suka gue baru
sedikit.
Gue juga ada kucing yang sering
main kerumah gue. Kucing itu mulai mendekati gue dan merayu-rayu gue untuk
dikasih makan. Karena sedikit rasa suka terhadap kucing mulai muncul, gue jadi
sering main sama dia, manjain dia, usap-usap kepalanya. Kaya gitu deh, tapi
sekarrang gue membenci kucing yang ada di rumah gue. Kenapa?
Karena sekarang dia udah mulai
berisik, cerewaet banget. Kayaknya itu kucing lebih cerewet dari gue. Kini dia
tengah hamil tua. Gue nggak tau kucing yang mana yang berani-beraninya
menghamili kucing yang ada di rumah gue. *gue gak sempet observasi*
Padahal ya, gue udah menaruh hati
sama kucing itu. Tapi kucing itu mengecewakan gue dan kebencian gue terhadap
binatang mulai muncul setelah sekian lama gue tahan demi itu kucing.
Bagaimana gue nggak kecewa.
Sekarang dia tengah hamil tua men. Bukan Cuma itu DIA MULAI REWEL dan makin
meresahkan. Dia nggak pernah bosen ngebuntuti gue, ngajak bercanda gue, kadang
sok sok tebar pesona gitu ke gue. “heh kucing, gue udah ilfil sama loe!!” kata
gue ke kucing itu pada waktu itu.
Dan kalian tau apa reaksinya? Dia
malah semakin manja-manja ke gue. Aaaarrrrgg!!! Nggak sadar banget itu kucing.
Nggak paham paham juga apa kalo sekarang gue benci sama dia.
Sebenernya bukan karena dia hamil
gue membenci itu kucing. Alas an utamanya karena suara-suara yang udah mulai
dia timbulkan. Suaranya menghantui dan mengusik ketenangan gue. Suaranya sering
kedengeran seperti perempuan yang sedang nangis, kadang kaya bayi yang
kesakitan, dan suara-suara itu kenapa harus muncul pada malam hari? Gue jadi
nggak bisa itu gara-gara kucing itu. Kucing it uterus berbicara dengan
bahasanya yang sampai sekarang gue nggak bisa memahami bahasa dia.
Setiap malam, selalu sehabis
maghrib dia udah mulai cerewet. Gue masih bisa memaklumi mungkin dia lapar, gue
kasih ikan asin. Kurang baik apalagi cob ague? Sampai-sampai dia tega terus
menerus mengganggu kehidupan gue *ngalay dikit*
Dia membuntuti gue terus menerus.
Gue masuk kamar dan gue kuci pintu. Didepan kamar gue ada peringatan buat
kucing itu “KUCING DILARANG MASUK!!!!!” tanda serunay ada lima biar dia paham!
Sekitar setengah sembilanan kucing itu mulai lagi dengan ocehan dan rintihannya
yang membuat gue takut. Sumpah, gue takut banget.
Gue teriak-teriak tapi kucing itu
nggak mendengar teriakan gue. Setiap gue pengen memejamkan mat ague jadi
memutar music dengan volume yang begitu keras. Babeh sama mama nggak protes
karena mereka mengerti bagaimana perasaan gue.
Seandainya kucing itu tak punya
erangan yang menakutkan..
Seandainya kucing itu tak punya
rintihan yang menakutkan..
Seandainya kucing itu tak punya
ocehan-ocehan yang menakutkan..
Mungkin..
Mungkin sampai saat ini gue masih
bisa menyayangi dia, bercanda, memanjakannya seperti dulu. Setelah dia hamil
tua ternyata dia berubah tidak seperti kucing yang dulu. Kucing oh kucing, kembalilah
jadi kucing yang dulu gue kenal. Jadilah kucing yang lucu seperti dulu. Dan
berhentilah menakutiku dan berhentilah membuatku takut. Aku merindukan kamu
yang dulu cing. Kucing oh kucing.
Ini foto terbaru si kucing yang
perutnya membesar. Dia sedang hamil tua yang setiap malam membuat gue
ketakutan. Diluar semua rasa takut gue sebenernya gue sayang sama kucing itu.
dia buluk bange, entah kucing siapa itu tapi dia suka ngecengein gue dirumah. semoga dia cepat melahirkan anak yang lucu-lucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar