Senin, 24 Agustus 2015

Kamu, penghuni gua dan kisah sang pengembara


Pernahkah kamu membayangkan atau setidaknyamemikirkan tentang jodohmu. Bagaimana dia? Seperti apa dirinya? Pernahkah kalian memikirkan itu semua?
Kalian pernah mendengar kisah seseoranag penghuni gua? Dia adalah seseorang yang selalu menghabuiskan waktunya didalam gue, sendirian. Dia hanya keluar untuk hal-hal yang sedikit penting seperti makan misalnya. Dia begitu disibukan dengan segala aktifitas didalam gua tanpa ia sadari betapa indahnya hidup diluar gua.
Lalu, pernahkah kalian membaca sebuah kisah tentang seorang pengembara? Seseorang yang sangat suka mengembara, dia lebih suka menghabiskan waktu diluar gue. meski hanya untuk jalan-jalanyang tyidak begitu penting. Dia suka berkelana kesana kemari mempelajari makna hidup yang tersebar diluar sana, menikmati betapa indahnya dunia dan lupa bahwa gua adalah tempat paling aman dan nyaman.
Pernah mendengar bukan jika jodoh kita adalah cerminan dari diri kita sendiri. Kita akan mendapatkan jodoh persis seperti apa adanya diri kita.
Tapi, bagaimana jika ternyata jodohmu diluar kendali imajinasimu. Jodohmu adalah seseorang yang benar-benar lain dari dirimu. Dia sangar berbeda denganmu bahkan dia bertentangan dengan sosok dirimu sesungguhnya.
Bagaimana jika jodohmu adalah dia sang penghuni gua, dan kamu adalah sang pengembara yang dikisahkan itu?
Bagaimana jika jodohmu benar-benar makhluk penghuni gua itu-
Dia lebih suka menghabiskan waktunya didalam rumah. Duduk didepan computer seharian, bermanja-manja dengan kasur empuk miliknya dan berkutat dengan smartphone kepunyaannya.
Bagaimana jika jodohmu benar-benar dia, seseorang yang selalu asyik menari diatas tuts-tuts computer dan ponsel kesayangannya. Begitu heboh dan asyik dengan dunia mayanya yang akan kalang kabut ketika paketan data miliknya habis quota, yang tak bisa hidup jika sinyal internet miliknya dalam status S.O.S.
Dia benar-benar lain dari dirimu yang dijuluki sang pengembara itu. Bagaiman jika sang penghuni gua itu benar-benar jodohmu? Dia adalah sesuatu yang lain yang pasti bukan kamu banget.
Kamu adalah sang pengembara itu, kamu begitu interaktif dengan dunia nyata diluar sana, banyak orang yang kau temui yang membuatmu mudah lupa ketika harus mengingat nama-nama mereka. Kamu adalah sang pengembara, fitrahmu adalah berpergian, traveling, touring, piknik, hiking, dan segudah aktifitas yang menyita banyak waktumu diluar gua. Bahkan terkadang kamu lupa jika kamu memiliki ponsel yang seharusnya selalu kau ingat ketika berada disebuah acara. Kau bahkan bisa hidup tanpa koneksi internet berhari-hari di gunung, kau bahkan tidak peduli jika layar ponselmu berisi ratusan sms yang menunggu balasanmu.
Kehidupan pengembaramu membuatmu terbiasa hidup tanpa itu, dank au tak pernah mempermasalahkan dunia maya yang tak semuanya bisa menjadi nyata. Kau bahkan terkadang lupa m,engabadikan momen indah di status media sosialmu seperti para penghuni gua yang haus akan media sosial milik mereka.
Sang penghuni gua-
Dia tidak terlalu banyak memiliki teman didunia nyata seperti halnya kamu. Ketika dia sibuk dengan komentar-komentar teman-teman dunia mayanya kamu bahkan lupa kalau akun media sosialmu sudah lama tak kau buka. Banyak e-mail, message yang perlu kau akui kebberadaannya.
Karena banyaknya komunikasi yang kau jalin didunia nyata kau lupa menyapa teman-temanmu didunia maya. Kau bahkan tak meninggalkan komentar pada tulisan teman dunia mayamu bahkan kau lupa menanggalkan like pada postingan milik teman dunia mayamu.
Kau sang pengembara-
Kau begitu pelupa, tak bisa mengingat dengan baik orang-orang yang sudah kau temui. Kamu memang pribadi yang hangat membuat orang mudah bergaul dan berteman denganmu tapi tak sadarkah kamu, bahwa kau juga begitu acuh.
Dia sang penghuni gua-
Untuk urusan cinta mungkin kaulah seseorang pertama yang dicintainya tanpa sengaja dan mungkin melalui akun media sosial miliknya. Dia mencintaimu melalui guanya, dia mengamatimu dari balik akun-akun media sosialnya tapi bahkan kau sekarang jarang meninggalkan postingan-postingan dimedia sosial milikmu.
Kau sungguh jahat, wahai sang pengembara. Tak tahukah dia menantimu, menanti tulisan-tulisanmu didunia maya. Dia jatuh cinta padamu lebih dulu. Dia jatuh, tanpa pernah kau tahu itu.
Kau sang pengembara-
Karena kau sudah jauh berkelana pastilah banyak orang yang kau temui. Kamu mungkin sudah banyak mengembara dari hati ke hati yang lain, banyak hati yang sudah kau singgahi dan kau tetap belum menemukan siapa jodohmu. Karena banyaknya pengembaran kau menjadi tidak peka akan keberadaan cinta sejatimu, kau benar-benar orang yang tidak peka!
Dia, sang penghuni gua-
Karena terbiasa hidup didalam gua dia menjelma menjadi sosok yang dingin dan kaku seperti suasana didalam gua, dingin. Dia juga tidak tahu bagaimana memberikan perhatian dengan benar kepada seseorang yang dicintainya. Dia menjadi sosok yang susah ditebak sikapnya.
Kamu, sang pengembara-
Kau begitu terbiasa dengan pancaran sinar matahari, kau juga menjadi pribadi yang hangan, selalu meninari orang-orang disekelilingmu. Kau terus berupaya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Kau benar-benar seperti matahari yang selalu ceria, tertawa riang penuh kebahagiaan. Bahkan kau cenderung ekspresif dan begitu menggebu-gebu ketika mengerjakan sesuatu.
Dia, sang penghuni gua & kamu, sang pengembara itu…
Kamu mungkin pernah bertemu sang penghuni gua itu secara tanpa sengaja entah dimana yang jelas kau pasti sudah lupa pernah bertemu dengannya.
Kalian adalah jodoh yang sudah dipertemukan dengan cara apaling ajaibNya yang pasti pertemuan itu diluar rencana kalian berdua. Tapi kalian memang manusia yang payah, kalian tidak mengetahui kalau kalian sudah saling dipertemukan.
                     Mungkin, satu hari dahulu sekali entah kapan itu tepatnya….
Hari saat kalian dipertemukan. Mungkin saja kalian bertemu saat kau, sang pengembara sedang melakukan perjalanan kesebuah tempat dan didepan guanya kalian dipertemukan.
Hanya sepintas saja pertemuan kalian, wajar jika kau melupakannya.
Tapi tahukah kamu sang pengembara, sang penghuni gua jatuh pertema kalinya kepadamu. Sesorang yang dikaguminya didunia maya menjelma menjadi seseorang yang nyata yang dapat dilihatnya. Dia semakin mencintaimu.
Dia, sang penghuni gua-
Tapi tahukah kamu, justru dia kecewa karena melihatmu. Dia putus asa karena mengetahui dia hanya jatuh sendirian, dialah yang sibuk jjatuh cinta sendirian karenamu.
Harapannya yang tinggi tiba-tiba jatuh, dia sakit dan merana. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Hatinya begitu terluka dan galau berkepanjangan. Dia merasa hidup tak adil. Kenapa kamu tidak mencintainya juga? Kenapa kamu tidak membalasnya? Orang disekitarnya menganggapmu adalah orang yang jahat karena membuatnya merana.
Akhirnya sang penghuni gua kembali menjalani kehidupan awalnya didalam gua, berusaha menyibukan diri untuk bisa melupakanmu dan kamu seperti biasa masih terlalu sibuk dengan pengembaraanmu yang kemana-mana.
Tapi…
Tapi bagaimana jika kaulah sang penghuni gua itu dan jodohmu adalah sang pengembara itu. Kamu selalu hidup didalam gua, tidak ada perubahan sama sekali.
Sedang dia, sang pengembara. Dia terus berjalan kedepan menuju perbaikan-perbaikan yang nyata. Dia selalu sibuk memperbaiki diri sedang kamu sibuk mengutuk diri dan menyesali diri sendiri, kamu terlalu sibuk meratapi kegalauan karena dia berjalan terlalu jauh kedengan meninggalkan guamu, tak sempat memeperhatikan rasa sakitmu.
Kamu, sang penghuni gua~
Kamu bahkan lupa untuk memperbaiki diri. Kamu sibuk dengan hatimu yang terluka. Kamu lupa dan melupakan kalau seharusnya hatimu hanya untukNya bukan untuknya.
Kamu mulai terburuk berbulan-bulan karena memikirkannya. Kamu khawatir jika dia akan menjadi takdir orang lain. Hingga pada suatu masa kamu disadarkan olehNya dan hidayahNya datang padamu secara tiba-tiba.
Kamu akhirnya mengetahui hal yang harus kamu lakukan adalah memperbaiki diri, memantaskan dirimu sendiri seperti dia yang sibuk memperbaiki dirinya.
Kamu sibuk dengan CintaNya dan lupa dengan cintanya. Kamu yakin sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi milikmu takkan pernah menjadi takdir orang lain. Selain memperbaiki diri kamu berjuang, sedikit demi sedikit kamu menjadi pribadi yang matang dan juga mapan. Dengan gagahnya nanti kamu akan datang ke kerajaan milik orang tuanya. Nanti, hari itu sudah kau pastikan akan datang.
Kamu memperbaiki diri dan mengejar ketertinggalan sang pengembara yang sudah memulai startnya lebih dulu disbanding kamu. Sekarang, kedudukanmu sama baiknya. Bukankah seseorang yang baik akan dijodohkan dengan seseorang yang baik pula. Kedudukanmu sama sekarang, kalian sama-sama orang baik.
Kamu sekarang berada tepat dibelakang sang pengembara. Tapi keberanianmu kembali diuji. Kamu hanya butuh satu langkah lagi untuk bisa berada disampingnya selamnya, hanya butuh satu keberanian lagi tapi kau kembali goyah.
Kamu takut jika nantinya kau akan mendapati rasa kecewa yang jauh lebih besar dari sebelumnya yang akan membuatmu terkapar untuk kesekian kalinya karena seseorang yang kau sebut cinta.
Kamu mulai memandanginya diam-diam dan semakin kau diam cinta yang ada dihatimu semakin tumbuh membesar membuat gejolaknya tak bisa kau tahan. Kau kembal;I memperhatikannya dari balik layar mencari-cari tahu sesuatu tentangnya.
Kau mengingat setiap detil kelakuannya, tingkah polosnya, bahkan makanan kesukaannya, hobinya, dan hal-hal kecil yang sering luput dari perhatian orang. Kau benar-benar mengingat betul hal-hal yang disukainya dan yang dibencinya.
Sekali lagi, kau hanya bisa bertepuk tangan atas cintamu yang bertepuk sebelah tangan. cintamu tak lebih besar dari ketakutanmu.
Kau sang penghuni gua-
Kau hanya seorang pengecut yang hidup mencintainya secara diam-diam. Sang pengembara tak pernah peduli padamu meski kau begitu peduli padanya. Parahnya, dia tak pernah tahu jika kau berada tepat dibelakannya. Kaulah sebenarnya orang yang siap menangkap saat dia benar-benar terjatuh. Untuk kesekian kalinya, sungguh parah dia tak pernah menyadari keberadaanmu karena ketidakberanianmu menunjukan siapa kamu.
“cinta itu dekat, jika kau mampu dan mau melihat” begitu sloga yang selalu kau dendangkan. Dia hanya belum mampu dan mungkin belum mau melihat keberadaanmu atau tepatnya tidak tidak pernah bisa melihat keberadaanmu karena sebenarnya kaulah yang tak pernah memperlihatkan dirimu padanya.

Kau hanyalah sang penghuni gua, terima nasibmu. Bagaimana caranya kau akan berani menunjukan keberadaanmu pada sang pengembara itu. Bagaimana kau akan bisa menarik perhatiannya untuk melihat sosokmu?
Hei!mungkin bukan kamu penghuni gua itu. Mungkin kamulah sang pengembara itu!
Kamu harus membuka matamu lebar-lebar ada seseorang yang seharusnya kau lihat sejak dulu, ada orang yang harusnya kau perhatikan! Hei1 buka matamu!
Hal yang harus kamu lakukan hanya membuka matamu agar kau dapat melihat cintamu. Seseorang yang katanya adalah jodohnya sudah berada dekat denganmu. Ayo, edarkan matamu untuk bisa melihatnya, dia benar-benar berada disekelilingmu maka buka matamu dengan benar.
Jika kedua matamu tidak mampu membuatmu melihat sang penghuni gua itu gunakan mata hatimu. Karena ialah mata yang tidak pernah tertutup meski kau mencoba menutup mata. Dialah mata yang selalu bisa melihat hal-hal yang tak bisa dilihat ketika mata tertutup.

Banyak penghuni-penghuni gua yang sedang menunggu kau melihat sosoknya. Sepeti, aku mislanya… #eaa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar