Senin, 11 Maret 2013

Mantra Basmalah





Aku tidak suka makan sayuran seperti teman-temanku. Aku lebih suka menikmati ayam goreng yang Ibuku beli diperempatan jalan depan gang.
Adikku Zahra, juga sama. Tidak suka sayur. Tapi Zahra tidak cerewet sepertiku. Adikku Zahra lucu dan penurut. Zahra juga suka menari sepertiku. Aku dan Zahra memang saudara kembar kebanggaan Ibu.
“Zahra, bantu kakakmu mencuci piring” peintah Ibu pada Zahra
Aku senang sekali membantu Ibu, mulai dari mencuci piring, menyapu dan mengepel lantai. Sampai ikut berbelanja ke Pasar dengan Ibu. Kata Ibu Guru disekolah kita harus berbakti kepada orang tua kita. Biar nanti kita bisa masuk surga.
“Kak Arina, tahu kerudung biru milik Zahra?” Tanya Zahra padaku.
Aku menggelengkan kepala, mungkin terselip ditumpukan baju. Aku juga ikut membantu mencari, Aku senang bisa membantu saudaraku sendiri. Pada intinya Aku suka membantu.
“Kak Arina, zahra taut ikut lomba besok.”
“Jangan takut Zahra, kita berdo’a saja pada Allah dan berusaha semampu kita” kataku sedikit bijak.
Aku dan Zahra besok akan ikut lomba menari adat daerah. Aku dan Zahra akan menari adat jawa. Tarian daerah kami.  Ibu sendiri yang mengajari kami, Ibu sangat pandai menari dan kami berdua menuruni bakat Ibu.
Sebelum tidur, Aku dan Zahra berdo’a. berdo’a agar dijaga tidurnya oleh Allah, berdo’a agar dapat mimpi indah, berdo’a agar besok dilancarkan saat perlombaan, berdo’a agr bisa jadi juara lomba, berdo’a agar Ayah dan Ibu bangga pada kami berdua.
Keesokan paginya, saat adzan subuh membangunkan Aku dan Zahra. Kami berdua bergegas mengmbil air wudlu dan sholat berjama’ah bersama Ayah dan Ibu. Kami sekeluarga sudah terbiasa untuk sholat berjama’ah.
Ayah selalu memberi ceramah seusai sholat. Ayah setiap saat selalu mengajarkan untuk bersyukur, dan selalu ingat pada Tuhan. Ingat kepada yang telah berbaik hati menciptakan kita dan melihat betapa indahnya dunia ini.
“Arina, Zahra. Sini mendekat..!” kata Ayah menyuruh kami berdua
Ayah mengusap rambut kami yang tertutup mukena
“Semoga nanti Allah melindungi dan membuat kalian berdua anak kesayangan Ayah tidak gugup” ucap Ayah memberikan kami do’a
Aku tersenyum, Zahra tersenyum, Ibu tersenyum, kami sekeluarga bahagia, selalu.
Aku dan Adiku, Zahra bersiap-siap. Ayah sendiri yang akan mengantar dan menonton pertunjukan lomba bersama Ibu.
Didalam, dibelakang panggung Aku dan Zahra berganti pakaian. Zahra melihat sekeliling dan merasa tidak percaya diri.
“Kak Arina, Zahra minder. Sepertinya, hanya kita berdua peserta yang mengenakan kerudung” ucap Zahra jujur dan gugup.
Aku tersenyum dan menggelengkan kepala, tidak apa-apa. Lagipula Ibu sudah pernah mengatakannya. Ini saatnya kami menunjukan pada orang-orang kalau sebenarnya anak berkrudung bisa apa saja.
“Bismillah Zahra…” kataku mengingatkan.
Pesan dari Ibu, sebelum kita melakukan sesuatu. Kita tidak boleh lupa mengucapkan Basmalah. Dengan membaca Basmallah segala urusan akan dilancarkan oleh Allah, InsyaAllah.
“Iya Ka, Zahra tidak akan lupa pesan Ibu. Bismillahirrohmanirohim…” ucap Zahra khusyuk.
Kami berdua menunggu giliran dipanggil. Kami tidak gugup lagi setelah membaca Basmalah. Ternyata Basmalah juga membuat hati kita tenang, tidak gugup.
“Kita panggil peserta berikutnya, si kembar Arina dan Zahra dengan tariannya yaitu Tari Jaipong dari Jawa…” teriak pembawa acara didekat microphone.
“Ka Arina, giliran kita. Bismillahirrohmanirohim…” ucap Zahra lirih.
Aku ikut memejamkan mata dan berucap Bismillahirrohmanirohim. Dan menuju ke panggung yang penuh dengan teriakan penonton yang menyemangati.
Alunan musik terdengar, Aku dan Zahra mulai menari. Kami berdua tampil luwes dan percaya diri. Mantra Basmalah yang kami ucapkan menambah kepercayaan diri kami.
Tiba-tiba ada kabel yang terputus. Musik seketika berhenti, kami berduapun ikut berhenti menari. Lampu sorot diatas sana jatuh tanpa member tahu kami terlebih dahulu. Hampir mengenai tubuh Zahra, dan Zahra refleks cepat menghindar.
Lomba dihentikan. Kami berdua selamat. Selamat karna sebelum pertunjukan kami meminta perlindungan kepada Allah dan mengucapkan mantra Basmalah. Aku dan adikku, Zahra tersenyum lega. Alhamdulillah.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar