Di bawah sebuah ladang
lobak, hiduplah suatu kerajaan semut yang makmur dan damai. Raja semut yang
paling bijaksana bernama Artur. Penduduk-penduduk semut sangat menghormati raja
mereka.
Hingga saat musim hujan
tiba, perkampungan semut dilanda banjir besar. Para semut kalang kabut mencari
tempat pelindungan. Ladang lobak mulai berguguran menimpa rumah-rumah semut
dibawah tanah. Sang raja kebingungan melihat penduduk semut tak mempunyai
rumah.
“Penduduk-penduduk
semut sekalian, harap tenang” kata sang raja semut berpidato
Para semut kemudian
diam dan mendengarkan pidato sang raja. Dengan antusias mereka semua mengikuti
perintah Artur sang raja semut. Mereka semua akan pindah ke ladang lain dan
membuat kerajaan semut yang baru. Kerajaan semut yang aman dari serangan air
hujan.
“Besok kita akan
berangkat berpetualangan mencari tempat baru, sekarang kalian berkemas dan
beristirahatlah” perintah sang raja semut bijaksana
Saat matahari menempus
ceah-celah tanah dan mulai menerangi hamparan rumah semut yang rusak, para
semut sudah besiap-siap untuk berpetualang. Mereka semua bersorak-sorak
bergembira.
Rombongan para semut
terkesima melihat hamparan hijau daun-daun lobak yang menjulang tinggi. Mereka
tak yakin bisa melewati ladang lobak yang begitu luas.
Tiba-tiba seekor ulat
hijau berjalan pelan mengesot menghampiri para semut, para semut ketakutan.
Mereka berteriak-teriak, tapi sang raja berusaha menenangkan mereka. Tiga ekor
semut maju kedepan menghunuskan pedangnya, membabat habis ulat besar yang
mengganggu mereka. Dalam hitungan menit, ulat itu terkapar ditanah dengan
cairan hijau yang keluar dari perutnya.
Tiga semut pemberani
dinobatkan sebagai panglima perang untuk kerajaan semut yang akan dibangun
kembali oleh sang raja. Semua penduduk semut berteriak senang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar