Gerimis
sore ini mengingatkan tasya pada kekasihnya yang kini berada di alam lain,
dunia yang tak bisa tasya lihat. Tasya kembali melamun, lamunan akan sesosok
pria yang pernah mengisi hari-harinya.
“ miku, aku takut” ucap angga
sedikit manja
Angga begitu takut akan hujan.
Karena hujan, adik kembarannya mati tertabrak mobil tepat dihadapannya. Karena
hujan ia tak bisa lagi melihat saudara kembarnya. Hujan tak mampu berkata-kata
hingga membiarkan angga hidup dalam ketakutan.
“ayo pulang!” sapa aldi membuyarkan
lamunannya
Tasya hanya tersenyum. Sekilas ia
melirik aldi, matanya sama dengan angga. Mata yang bisa membuatnya nyaman. Mata
yang selalu teduh dan menyejukkan.
Aldi adalah teman kuliah tasya, aldi
anak yang lumayan pinter dan terlihat aktif saat dikelas. Wajahnya memang tidak
begitu tampan, tapi orangnya dikenal baik hati dan malu-malu.
Setiap melihat matanya, tasya takut.
Takut akan suka kepadanya. Matanya sama persis dengan orang yang paling tasya
sayang dalam hidupnya. Mata yang bisa membuat tasya tergoda dan luluh.
***
Nyanyian senja masih menerbangkan
butiran-butiran debu sore hari. Cahayanya mulai redup dan menjelma masuk
menjadi malam. Gelap seperti warna dihidupnya. Perasaan kehilangan, kehilangan
seseorang yang mengajarinya tentang warna-warna kehidupan, seorang pria bernama
angga. Angga satrio wilopo yang meninggalkan dunia karena terkena penyakit
kanker pankreas yang harus menghilang meninggalkan tasya.
Luka terindah yang masih menancap
dihati perlahan mulai menyamar, walaupun dunianya penuh dengan warna-warna
gelap, warna terang hilang begitu saja bersama hilangnya angga.
Dan kini saat tasya melihat teman
sekelasnya yang matanya sama dengan angga, warna-warna terang mulai tumbuh
kembali.
“apa aldi sudah punya sandaran saat
dia gelisah?” gumam tasya lirih sambil memandang bulan yang terlihat separo.
Memang aldi bukanlah angga , bukan
orang yang tasya kenal. Bukan orang yang tasya sayang. Bukan orang yang tasya
kagumi, bukan orang yang mencintai tasya apa adanya, bukan orang yang
melindungi tasya dengan segenap hati. Dan aldi jelas bukan angga, bukan !
Tapi kenapa matanya harus sama. Apa
aldi yang dikirim angga agar mengembalikan warna dalam hidup tasya. Mungkinkah
aldi diciptakan untuk tasya sebagai pengganti angga, ataukah aldi yang
ditugaskan angga untuk melindungi tasya. Aish lagi-lagi semua ini hanyalah
teori indah dalam khayalan seorang gadis yang kehilangan orang yang berarti
dalam hidupnya, angga.
***
Udara yang begitu panas masuk melalui
celah-celah jendela. Cuaca tak begitu bersahabat hingga menerobos menembus
pori-pori. Memori-memori masa lalu berjalan pelan dipapan tulis,
melambai-lambai menyapa tasya, dia merasa begitu gerah. Jam tangan yang
melingkar ditangan kanannya berputar begitu lambat seperti siput.
Tasya sedikit gelisah. GILA,
laki-laki yang duduk disebelahnya membuat tasya deg-degan. Ia masih
memperlakukan dan menganggap aldi sebagai angga. Tasya masih belum bisa
membedakan mana kenyataan dan mana yang impian.
Tanpa sadar, sedari tadi aldi setia
memperhatikan tingkah tasya yg gelisah. Setelah sekian lama tasya tersadar,
tasya merasa malu. Aish lagi lagi malu, atau lebih tepatnya perasaan khas
seorang perempuan, entah apa itu namanya.
“lagi nulis apaan?” tanya aldi
memecah kekakuan
“enggak” saut tasya singkat
“boleh aku baca?” tambah aldi sambil
mengintip tulisan tasya
“hehe..boleh, silahkan!”
Tasya merasa sedikit aneh saat
menyerahkan bukunya pada aldi. Aldi begitu antusias membacanya, lalu kemudian
memandang tasya lekat-lekat.
“siapa memangnya?” tanya aldi
terlihat serius
“kamu” sergah tasya kembali menatap
mata aldi, kemudian tersenyum
“aku takut disaat memandang matamu”
ungkap tasya tulus
“banyak kok yang ngomong begitu”
jawab aldi terkekeh
“aku takut kalo nantinya aku suka
sama kamu” batin tasya, tersenyum.
Kemudian tasya berdiri dan berlalu
dari aldi. Tasya takut berlama-lama dengan orang yang matanya sama dengan orang
yang paling disayanginya. Jika semua hal yang ada di dunia ini mempunyai
alasan, bagaimana mungkin ia tidak tau alasan kenapa hatinya berpacu lebih
kencang dihadapan orang yang punya mata sama dengannya.
***
Ditengah senja di dalam kamar tasya
sedang berkhayal tentang mimpi-mimpi yang pernah ia bangun bersama angga,
kekasihnya. Ketika ia sadar, takdir berkata lain. Tuhan bilang mereka tak
jodoh. Sebelum benar-benar terlelap, cahaya lampu berhasil menangkap barisan
puisi diatas kertas diary bersampul doraemon milik tasya.
Dikelas ini...
Aku menemukan sosokmu
Mata yang sama dengan punyamu
Aku takut saat melihatnya
Takut...
Tak bisa membedakan kalau dia bukan kamu
Kenapa harus sama?
Aku seperti melihatmu
Aku takut melihat matanya
Apa kamu datang kembali melalui sosoknya?
Mungkinkah...
***
Hari
ini, entah karena apa tasya ingin berangkat ke kampus lebih pagi sebelum jam
kuliah benar-benar dumulai.
“sya..” sapa iska sambil melambaikan
tangan
Tasya membalas lambaian tangan
temannya dan duduk mendekati iska. Kemudian keduanya asik berselancar di dunia
maya.
“eh, liat sya! Ini punya aldi kan?”
tanya iska sambil menunjuk layar biru yang ada ditabletnya.
“aku belum nge-add” jawab tasya
datar
“udah tau belum?” tanya iska sok
serius
“tentang apa?”
“tentang kisah cintanya aldi, so
sweet” jawabnya lagi terdengar polos
Dada tasya menjadi sangat sesak saat
mendengar iska bercerita. Air matanya perlahan jatuh menetes didalam hati, yang
membuatnya merasa teramat sakit. Sekarang dia tau, perasaannya tak patut dan
mungkin tak layak untuk direalisasikan. Aldi yang begitu setia dengan pujaan
hatinya. Tasya harus segera tersadar dan menepis kalau pada kenyataannya aldi
itu benar-benar bukan angga. Hati tasya merasa gundah, karena harus bertolak
belakang dan tak bisa mengikuti apa kata hatinya.
“aldi, tidakkah kamu ingin
mengatakan sesuatu padaku?” ungkapnya dalam hati sambil berlalu ngloyor
meninggalkan iska.
Sesaat jantungnya berdebar, hampir
ia tak dapat menguasai perasaan yang sudah tak pantas tasya harapkan. Selaput
bening mulai terlihat menggantung dipucuk bola matanya. Dan saat tasya
menyadari perasaannya yang sesungguhnya, tetap saja aldi bukanlah angga. Ia
masih berharap kalau sebenarnya aldi adalah sosok lain dari angga yang akan
menyayanginya dengan tulus. Tapi, sayangnya kenyataan tak begitu. Perasaan
kehilangan yang membuatnya merasa ikut menghilang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar