Pernahkah
kamu membayangkan atau setidaknyamemikirkan tentang jodohmu. Bagaimana dia?
Seperti apa dirinya? Pernahkah kalian memikirkan itu semua?
Kalian
pernah mendengar kisah seseoranag penghuni gua? Dia adalah seseorang yang
selalu menghabuiskan waktunya didalam gue, sendirian. Dia hanya keluar untuk
hal-hal yang sedikit penting seperti makan misalnya. Dia begitu disibukan
dengan segala aktifitas didalam gua tanpa ia sadari betapa indahnya hidup
diluar gua.
Lalu,
pernahkah kalian membaca sebuah kisah tentang seorang pengembara? Seseorang
yang sangat suka mengembara, dia lebih suka menghabiskan waktu diluar gue.
meski hanya untuk jalan-jalanyang tyidak begitu penting. Dia suka berkelana
kesana kemari mempelajari makna hidup yang tersebar diluar sana, menikmati
betapa indahnya dunia dan lupa bahwa gua adalah tempat paling aman dan nyaman.
Pernah
mendengar bukan jika jodoh kita adalah cerminan dari diri kita sendiri. Kita
akan mendapatkan jodoh persis seperti apa adanya diri kita.
Tapi,
bagaimana jika ternyata jodohmu diluar kendali imajinasimu. Jodohmu adalah
seseorang yang benar-benar lain dari dirimu. Dia sangar berbeda denganmu bahkan
dia bertentangan dengan sosok dirimu sesungguhnya.
Bagaimana
jika jodohmu adalah dia sang penghuni gua, dan kamu adalah sang pengembara yang
dikisahkan itu?
Bagaimana
jika jodohmu benar-benar makhluk penghuni gua itu-
Dia
lebih suka menghabiskan waktunya didalam rumah. Duduk didepan computer
seharian, bermanja-manja dengan kasur empuk miliknya dan berkutat dengan smartphone
kepunyaannya.
Bagaimana
jika jodohmu benar-benar dia, seseorang yang selalu asyik menari diatas
tuts-tuts computer dan ponsel kesayangannya. Begitu heboh dan asyik dengan
dunia mayanya yang akan kalang kabut ketika paketan data miliknya habis quota, yang
tak bisa hidup jika sinyal internet miliknya dalam status S.O.S.
Dia
benar-benar lain dari dirimu yang dijuluki sang pengembara itu. Bagaiman jika
sang penghuni gua itu benar-benar jodohmu? Dia adalah sesuatu yang lain yang
pasti bukan kamu banget.
Kamu
adalah sang pengembara itu, kamu begitu interaktif dengan dunia nyata diluar
sana, banyak orang yang kau temui yang membuatmu mudah lupa ketika harus
mengingat nama-nama mereka. Kamu adalah sang pengembara, fitrahmu adalah
berpergian, traveling, touring, piknik, hiking, dan segudah aktifitas yang
menyita banyak waktumu diluar gua. Bahkan terkadang kamu lupa jika kamu
memiliki ponsel yang seharusnya selalu kau ingat ketika berada disebuah acara.
Kau bahkan bisa hidup tanpa koneksi internet berhari-hari di gunung, kau bahkan
tidak peduli jika layar ponselmu berisi ratusan sms yang menunggu balasanmu.
Kehidupan
pengembaramu membuatmu terbiasa hidup tanpa itu, dank au tak pernah
mempermasalahkan dunia maya yang tak semuanya bisa menjadi nyata. Kau bahkan
terkadang lupa m,engabadikan momen indah di status media sosialmu seperti para
penghuni gua yang haus akan media sosial milik mereka.
Sang
penghuni gua-
Dia
tidak terlalu banyak memiliki teman didunia nyata seperti halnya kamu. Ketika
dia sibuk dengan komentar-komentar teman-teman dunia mayanya kamu bahkan lupa
kalau akun media sosialmu sudah lama tak kau buka. Banyak e-mail, message yang
perlu kau akui kebberadaannya.
Karena
banyaknya komunikasi yang kau jalin didunia nyata kau lupa menyapa
teman-temanmu didunia maya. Kau bahkan tak meninggalkan komentar pada tulisan
teman dunia mayamu bahkan kau lupa menanggalkan like pada postingan milik teman
dunia mayamu.
Kau
sang pengembara-
Kau
begitu pelupa, tak bisa mengingat dengan baik orang-orang yang sudah kau temui.
Kamu memang pribadi yang hangat membuat orang mudah bergaul dan berteman
denganmu tapi tak sadarkah kamu, bahwa kau juga begitu acuh.
Dia
sang penghuni gua-
Untuk
urusan cinta mungkin kaulah seseorang pertama yang dicintainya tanpa sengaja
dan mungkin melalui akun media sosial miliknya. Dia mencintaimu melalui guanya,
dia mengamatimu dari balik akun-akun media sosialnya tapi bahkan kau sekarang
jarang meninggalkan postingan-postingan dimedia sosial milikmu.
Kau
sungguh jahat, wahai sang pengembara. Tak tahukah dia menantimu, menanti
tulisan-tulisanmu didunia maya. Dia jatuh cinta padamu lebih dulu. Dia jatuh,
tanpa pernah kau tahu itu.
Kau
sang pengembara-
Karena
kau sudah jauh berkelana pastilah banyak orang yang kau temui. Kamu mungkin
sudah banyak mengembara dari hati ke hati yang lain, banyak hati yang sudah kau
singgahi dan kau tetap belum menemukan siapa jodohmu. Karena banyaknya
pengembaran kau menjadi tidak peka akan keberadaan cinta sejatimu, kau
benar-benar orang yang tidak peka!
Dia,
sang penghuni gua-
Karena
terbiasa hidup didalam gua dia menjelma menjadi sosok yang dingin dan kaku
seperti suasana didalam gua, dingin. Dia juga tidak tahu bagaimana memberikan
perhatian dengan benar kepada seseorang yang dicintainya. Dia menjadi sosok
yang susah ditebak sikapnya.
Kamu,
sang pengembara-
Kau
begitu terbiasa dengan pancaran sinar matahari, kau juga menjadi pribadi yang
hangan, selalu meninari orang-orang disekelilingmu. Kau terus berupaya menjadi
pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Kau benar-benar seperti matahari
yang selalu ceria, tertawa riang penuh kebahagiaan. Bahkan kau cenderung
ekspresif dan begitu menggebu-gebu ketika mengerjakan sesuatu.
Dia,
sang penghuni gua & kamu, sang pengembara itu…
Kamu
mungkin pernah bertemu sang penghuni gua itu secara tanpa sengaja entah dimana
yang jelas kau pasti sudah lupa pernah bertemu dengannya.
Kalian
adalah jodoh yang sudah dipertemukan dengan cara apaling ajaibNya yang pasti
pertemuan itu diluar rencana kalian berdua. Tapi kalian memang manusia yang payah,
kalian tidak mengetahui kalau kalian sudah saling dipertemukan.
Mungkin,
satu hari dahulu sekali entah kapan itu tepatnya….
Hari saat kalian dipertemukan. Mungkin saja kalian
bertemu saat kau, sang pengembara sedang melakukan perjalanan kesebuah tempat
dan didepan guanya kalian dipertemukan.
Hanya sepintas saja pertemuan kalian, wajar jika kau
melupakannya.
Tapi tahukah kamu sang pengembara, sang penghuni gua
jatuh pertema kalinya kepadamu. Sesorang yang dikaguminya didunia maya menjelma
menjadi seseorang yang nyata yang dapat dilihatnya. Dia semakin mencintaimu.
Dia, sang penghuni gua-
Tapi tahukah kamu, justru dia kecewa karena
melihatmu. Dia putus asa karena mengetahui dia hanya jatuh sendirian, dialah
yang sibuk jjatuh cinta sendirian karenamu.
Harapannya yang tinggi tiba-tiba jatuh, dia sakit
dan merana. Cintanya bertepuk sebelah tangan. Hatinya begitu terluka dan galau
berkepanjangan. Dia merasa hidup tak adil. Kenapa kamu tidak mencintainya juga?
Kenapa kamu tidak membalasnya? Orang disekitarnya menganggapmu adalah orang
yang jahat karena membuatnya merana.
Akhirnya sang penghuni gua kembali menjalani
kehidupan awalnya didalam gua, berusaha menyibukan diri untuk bisa melupakanmu
dan kamu seperti biasa masih terlalu sibuk dengan pengembaraanmu yang
kemana-mana.
Tapi…
Tapi bagaimana jika kaulah sang penghuni gua itu dan
jodohmu adalah sang pengembara itu. Kamu selalu hidup didalam gua, tidak ada
perubahan sama sekali.
Sedang dia, sang pengembara. Dia terus berjalan
kedepan menuju perbaikan-perbaikan yang nyata. Dia selalu sibuk memperbaiki
diri sedang kamu sibuk mengutuk diri dan menyesali diri sendiri, kamu terlalu
sibuk meratapi kegalauan karena dia berjalan terlalu jauh kedengan meninggalkan
guamu, tak sempat memeperhatikan rasa sakitmu.
Kamu, sang penghuni gua~
Kamu bahkan lupa untuk memperbaiki diri. Kamu sibuk
dengan hatimu yang terluka. Kamu lupa dan melupakan kalau seharusnya hatimu
hanya untukNya bukan untuknya.
Kamu mulai terburuk berbulan-bulan karena
memikirkannya. Kamu khawatir jika dia akan menjadi takdir orang lain. Hingga
pada suatu masa kamu disadarkan olehNya dan hidayahNya datang padamu secara
tiba-tiba.
Kamu akhirnya mengetahui hal yang harus kamu lakukan
adalah memperbaiki diri, memantaskan dirimu sendiri seperti dia yang sibuk memperbaiki
dirinya.
Kamu sibuk dengan CintaNya dan lupa dengan cintanya.
Kamu yakin sesuatu yang sudah ditakdirkan menjadi milikmu takkan pernah menjadi
takdir orang lain. Selain memperbaiki diri kamu berjuang, sedikit demi sedikit
kamu menjadi pribadi yang matang dan juga mapan. Dengan gagahnya nanti kamu
akan datang ke kerajaan milik orang tuanya. Nanti, hari itu sudah kau pastikan
akan datang.
Kamu memperbaiki diri dan mengejar ketertinggalan
sang pengembara yang sudah memulai startnya lebih dulu disbanding kamu.
Sekarang, kedudukanmu sama baiknya. Bukankah seseorang yang baik akan
dijodohkan dengan seseorang yang baik pula. Kedudukanmu sama sekarang, kalian
sama-sama orang baik.
Kamu sekarang berada tepat dibelakang sang
pengembara. Tapi keberanianmu kembali diuji. Kamu hanya butuh satu langkah lagi
untuk bisa berada disampingnya selamnya, hanya butuh satu keberanian lagi tapi
kau kembali goyah.
Kamu takut jika nantinya kau akan mendapati rasa
kecewa yang jauh lebih besar dari sebelumnya yang akan membuatmu terkapar untuk
kesekian kalinya karena seseorang yang kau sebut cinta.
Kamu mulai memandanginya diam-diam dan semakin kau
diam cinta yang ada dihatimu semakin tumbuh membesar membuat gejolaknya tak
bisa kau tahan. Kau kembal;I memperhatikannya dari balik layar mencari-cari
tahu sesuatu tentangnya.
Kau mengingat setiap detil kelakuannya, tingkah
polosnya, bahkan makanan kesukaannya, hobinya, dan hal-hal kecil yang sering
luput dari perhatian orang. Kau benar-benar mengingat betul hal-hal yang
disukainya dan yang dibencinya.
Sekali lagi, kau hanya bisa bertepuk tangan atas
cintamu yang bertepuk sebelah tangan. cintamu tak lebih besar dari ketakutanmu.
Kau sang penghuni gua-
Kau hanya seorang pengecut yang hidup mencintainya
secara diam-diam. Sang pengembara tak pernah peduli padamu meski kau begitu
peduli padanya. Parahnya, dia tak pernah tahu jika kau berada tepat
dibelakannya. Kaulah sebenarnya orang yang siap menangkap saat dia benar-benar
terjatuh. Untuk kesekian kalinya, sungguh parah dia tak pernah menyadari
keberadaanmu karena ketidakberanianmu menunjukan siapa kamu.
“cinta itu dekat, jika kau mampu dan mau melihat”
begitu sloga yang selalu kau dendangkan. Dia hanya belum mampu dan mungkin
belum mau melihat keberadaanmu atau tepatnya tidak tidak pernah bisa melihat
keberadaanmu karena sebenarnya kaulah yang tak pernah memperlihatkan dirimu
padanya.
Kau hanyalah sang penghuni gua, terima nasibmu.
Bagaimana caranya kau akan berani menunjukan keberadaanmu pada sang pengembara
itu. Bagaimana kau akan bisa menarik perhatiannya untuk melihat sosokmu?
Hei!mungkin bukan kamu penghuni gua itu. Mungkin
kamulah sang pengembara itu!
Kamu harus membuka matamu lebar-lebar ada seseorang
yang seharusnya kau lihat sejak dulu, ada orang yang harusnya kau perhatikan!
Hei1 buka matamu!
Hal yang harus kamu lakukan hanya membuka matamu
agar kau dapat melihat cintamu. Seseorang yang katanya adalah jodohnya sudah
berada dekat denganmu. Ayo, edarkan matamu untuk bisa melihatnya, dia
benar-benar berada disekelilingmu maka buka matamu dengan benar.
Jika kedua matamu tidak mampu membuatmu melihat sang
penghuni gua itu gunakan mata hatimu. Karena ialah mata yang tidak pernah
tertutup meski kau mencoba menutup mata. Dialah mata yang selalu bisa melihat
hal-hal yang tak bisa dilihat ketika mata tertutup.
Banyak penghuni-penghuni gua yang sedang menunggu
kau melihat sosoknya. Sepeti, aku mislanya… #eaa