Aku
tidak suka makan sayuran seperti teman-temanku. Aku lebih suka menikmati ayam
goreng yang Ibuku beli diperempatan jalan depan gang.
Adikku
Zahra, juga sama. Tidak suka sayur. Tapi Zahra tidak cerewet sepertiku. Adikku
Zahra lucu dan penurut. Zahra juga suka menari sepertiku. Aku dan Zahra memang
saudara kembar kebanggaan Ibu.
“Zahra,
bantu kakakmu mencuci piring” peintah Ibu pada Zahra
Aku
senang sekali membantu Ibu, mulai dari mencuci piring, menyapu dan mengepel
lantai. Sampai ikut berbelanja ke Pasar dengan Ibu. Kata Ibu Guru disekolah
kita harus berbakti kepada orang tua kita. Biar nanti kita bisa masuk surga.
“Kak
Arina, tahu kerudung biru milik Zahra?” Tanya Zahra padaku.
Aku
menggelengkan kepala, mungkin terselip ditumpukan baju. Aku juga ikut membantu
mencari, Aku senang bisa membantu saudaraku sendiri. Pada intinya Aku suka
membantu.
“Kak
Arina, zahra taut ikut lomba besok.”
“Jangan
takut Zahra, kita berdo’a saja pada Allah dan berusaha semampu kita” kataku
sedikit bijak.
Aku
dan Zahra besok akan ikut lomba menari adat daerah. Aku dan Zahra akan menari
adat jawa. Tarian daerah kami. Ibu
sendiri yang mengajari kami, Ibu sangat pandai menari dan kami berdua menuruni
bakat Ibu.
Sebelum
tidur, Aku dan Zahra berdo’a. berdo’a agar dijaga tidurnya oleh Allah, berdo’a
agar dapat mimpi indah, berdo’a agar besok dilancarkan saat perlombaan, berdo’a
agr bisa jadi juara lomba, berdo’a agar Ayah dan Ibu bangga pada kami berdua.
Keesokan
paginya, saat adzan subuh membangunkan Aku dan Zahra. Kami berdua bergegas
mengmbil air wudlu dan sholat berjama’ah bersama Ayah dan Ibu. Kami sekeluarga
sudah terbiasa untuk sholat berjama’ah.
Ayah
selalu memberi ceramah seusai sholat. Ayah setiap saat selalu mengajarkan untuk
bersyukur, dan selalu ingat pada Tuhan. Ingat kepada yang telah berbaik hati
menciptakan kita dan melihat betapa indahnya dunia ini.
“Arina,
Zahra. Sini mendekat..!” kata Ayah menyuruh kami berdua
Ayah
mengusap rambut kami yang tertutup mukena
“Semoga
nanti Allah melindungi dan membuat kalian berdua anak kesayangan Ayah tidak
gugup” ucap Ayah memberikan kami do’a
Aku
tersenyum, Zahra tersenyum, Ibu tersenyum, kami sekeluarga bahagia, selalu.
Aku
dan Adiku, Zahra bersiap-siap. Ayah sendiri yang akan mengantar dan menonton
pertunjukan lomba bersama Ibu.
Didalam,
dibelakang panggung Aku dan Zahra berganti pakaian. Zahra melihat sekeliling
dan merasa tidak percaya diri.
“Kak
Arina, Zahra minder. Sepertinya, hanya kita berdua peserta yang mengenakan
kerudung” ucap Zahra jujur dan gugup.
Aku
tersenyum dan menggelengkan kepala, tidak apa-apa. Lagipula Ibu sudah pernah
mengatakannya. Ini saatnya kami menunjukan pada orang-orang kalau sebenarnya
anak berkrudung bisa apa saja.
“Bismillah
Zahra…” kataku mengingatkan.
Pesan
dari Ibu, sebelum kita melakukan sesuatu. Kita tidak boleh lupa mengucapkan Basmalah.
Dengan membaca Basmallah segala urusan akan dilancarkan oleh Allah, InsyaAllah.
“Iya
Ka, Zahra tidak akan lupa pesan Ibu. Bismillahirrohmanirohim…” ucap Zahra
khusyuk.
Kami
berdua menunggu giliran dipanggil. Kami tidak gugup lagi setelah membaca Basmalah.
Ternyata Basmalah juga membuat hati kita tenang, tidak gugup.
“Kita
panggil peserta berikutnya, si kembar Arina dan Zahra dengan tariannya yaitu Tari
Jaipong dari Jawa…” teriak pembawa acara didekat microphone.
“Ka
Arina, giliran kita. Bismillahirrohmanirohim…” ucap Zahra lirih.
Aku
ikut memejamkan mata dan berucap Bismillahirrohmanirohim. Dan menuju ke
panggung yang penuh dengan teriakan penonton yang menyemangati.
Alunan
musik terdengar, Aku dan Zahra mulai menari. Kami berdua tampil luwes dan
percaya diri. Mantra Basmalah yang kami ucapkan menambah kepercayaan diri kami.
Tiba-tiba
ada kabel yang terputus. Musik seketika berhenti, kami berduapun ikut berhenti
menari. Lampu sorot diatas sana jatuh tanpa member tahu kami terlebih dahulu. Hampir
mengenai tubuh Zahra, dan Zahra refleks cepat menghindar.
Lomba
dihentikan. Kami berdua selamat. Selamat karna sebelum pertunjukan kami meminta
perlindungan kepada Allah dan mengucapkan mantra Basmalah. Aku dan adikku,
Zahra tersenyum lega. Alhamdulillah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar