Kategori
: Fiksi
Sinopsis
: cerita ini hanya fiktif belaka jika terjadi kesamaan nama, tempat, dan
peristiwa itu terjadi kerena adanya unsur kesengajaan. #ehh
--------------------------
Namanya
Kyla, dia gadis aneh atau tepatnya unik.
Cerita ini berdasarkan sudut pandang orang ketiga. Yaitu aku.
Hujan
sore ini masih lebat selebat hujan kemarin yang selebat ini juga. Americano Cofee baru dipesan oleh gadis
bernama kyla. Jomblowati sejati yang memutuskan untuk tidak pacaran lagi
setelah sempat tersakiti oleh laki-laki. Kekecewaan yang begitu mendalam
membuatnya malu-malu untuk sekedar membuka pintu terhadap jutaan pria diluar
sana setelah Iqbal.
Hujan
masih lebat diluar kaca jendela lantai dua kafe dijalan utama. Jalan yang
memiliki banyak kenangan, banyak kisah yang dirasakan banyak orang. Termasuk
Kyla. Tentang kisahnya dengan pria bernama Iqbal, dulu.
***
“Aii!”
Yang
merasa dipanggil menoleh. Meminta pertanyaan, apa?
Iqbal
mengeluarkan bungkusan berisi stik ice cream bekas yang ia kumpulkan. Maklum,
doyan ngemil ice cream.
“Mau
bersaing nggak?”
Yang
ditantang mengerutkan dahi bertanya apa?
“Siapa
yang nggak berhasil nyusun stik paling tinggi bayarin yang berhasil”
“Siapa
takut, bakal nyesel deh udah nantangin aku aii”
Setengah
jam berlalu dengan penuh antusias.
“Waktu
habis” kata Iqbal
Yang
kalah celingukan dan berteriak “Gue menang, yes!” sambil tangannya menyenggol
susuan stik-stik yang berhasil disusunnya dengan rapi dan tinggi oleh lawannya.
“Curang!”
protes Iqbal
“Gitu
deh, kalo kalah mah bisanya protes” yang curang membela diri
“Hmm,
aii siapa yang ngancurin susunanku?”
“Ya
akulah, kan sejak awal nggak ada peraturan nggak boleh curang” yang curang
tetap membela diri dan menjulurkan lidah mengelak.
“Iya
deh, laki-laki selalu salah dimata cewek”
“Emang,
wle” kata kyla menjulurkan lidahnya.
Tidak
terima, Iqbal menarik hidung si curang yang mancung. Yang ditarik hidungnya
masgul. Memonyongkan bibirnya lima senti.
Kyla
senyum-senyum sendiri, di meja lantai dua ini, dulu dia sering melakukan
kecurangan-kecurangan yang menyenangkan lelaki hebatnya. Lelaki yang mau
mengalah untuk kebahagiaan pasangannya. Iqball, Kyla merindukan masa itu.
***
Hujan
diluar cafe berubah menjadi gerimis kecil. Hujan yang berbeda selalu
menghadirkan lamunan yang sama dengan orang yang sama. Kyla menuruni anak
tangga menuju kasir menyerahkan uang bergambar Soekarno-Hatta dan mengambil
kembalian. Ia berjalan menuju parkiran, masih gerimis kecil dan ia melewati
motor matic miliknya dan berjalan
menuju trotoar ditengah gerimis kecil.
Hari
ini, biarkan gerimis membuka kenangannya bersama pria bernama Iqbal. Kyla
berjalan sendirian melewati trotoar, menghitung paving-paving yang dilewatinya
sambil melantunkan lagu baik-baik sayang miliknya wali. Gerimis kembali
menderas, menurunkan air dari langit menjatuhi kyla dengan kenangan-kenangan
masa lalunya. Kyla tidak peduli dengan hujan yang mengganggu kenyamanan banyak
orang, ia hanya peduli dengan senandung lagunya dan tetap menghitungi
paving-paving ditrotoar.
Kyla
mulai mengeraskan nyanyiannya diantara derasnya hujan, dia mulai menari
sendiri. Orang pasti melihatnya gila. Kyla Mulai berlari-lari kecil.
“Udah
tau tarian hujan belum aii?” teriak suara lantang pria yang dibanggakannya
Yang
diteriaki hanya menggeleng tidak tahu.
“Ikuti
yah!”
Yang
diperintah mengangguk. Mengangkat tangannya tinggi-tinggi. Mulai mengerakkan
badannya ke kanan dan ke kiri, ke atas bawah mengikuti pria kerennya. Mereka
menari tarian hujan yang diciptakan prianya beberapa saat yang lalu.
Orang-orang didalam kaca jendela menertawai mereka dan pasti melihat mereka
gila.
“Aii,
ayo lari. Ujannya mulai gede. Nanti kamu kedinginan!” kata pria itu tegas. Tahu
bahwa perempuannya gampang merasa kedinginan. Yang sudah mulai menggigil
mengangguk dan mengekor dari belakang mencari tempat berlindung dari hujan
meski percuma karena mereka berdua sudah basah kuyup.
Mereka
berhenti disebuah toko pakaian.
“Aii,
ayo masuk. Kita harus ganti baju.” Kata pria itu.
“Basah
aii” kata perempuannya, merasa aneh diantara orang-orang berbaju kering. Air
hujan dibaju mereka mulai menetes.
“Mba..mba...!”
teriak pria itu memanggil pelayan toko.
Penjaga
toko yang baik menghampiri mereka. Bertanya langsung Ada apa mas, mba?
“Cariin
baju buat kita berdua ya, nggak perlu bagus nggak apa yang penting tidak basah.”
Kata pria itu pada mba-mba penjaga toko.
Pria
itu tahu permpuannnya tidak begitu peduli dengan penampilannya. Perempuan super
cuek milknya.
“Mba,
jangan lupa ya warnanya harus biru!” teriaknya lagi. Pria itu juga tau
perempuannya paling suka warna biru.
Beberapa
waktu kemudian gadis penjaga toko menyodorkan dua pasang pakaian dan si pria
membayar baju yang dipesannya.
“Mba
boleh ikut ganti didalam kan?” tanya pria itu.
Mba-mbanya
mengangguk mempersilakan.
Kyla
senyum-senyum sendiri melewati toko itu, toko yang memiliki kenangan dengan
pria bernama Iqbal itu. Pria yang membuatnya tau cinta tak hanya lewat
kata-kata. Kenangannya mulai membanjiri bersamaan dengan hujan yang turun lebih
deras.
***
Kyla
balik badan, berhenti melanjutkan kenangan yang muncul perlahan. Ia kembali ke
parkiran cafee mengambil motor matic
miliknya dan pulang kerumah dengan keadaan basah kuyup meski didalam bagasi
motornya ada mantel warna merah miliknya. Warna kesukaan pria kebanggaannya,
dulu.
Hari
ini biarkan Kyla mengenang pria masa lalunya. Pria yang menerimanya apa-adanya.
Mernerima sifat Kyla, gaya konyolnya, canda tawanya, kepanikan-kepanikan yang
kyla miliki, bahkan nggak doyan sayur yang melekat dalam diri Kyla sejak kecil.
Pria yang tak pernah menuntut Kyla untuk segera makan sayur, pria yang selalu
mengambil separuh nasi miliknya, mengambil kulit lumpia yang Kyla tidak suka,
mengambil mie di bakso milik Kyla, yang tahu ketakutan kyla tentang boneka, dan
semua hal yang ada di Kyla termasuk ide-ide gilanya dan kejailan Kyla yang suka
keterlaluan. Pria itu tidak pernah menuntut, pria yang dulu mencintainya. Yang
akhirnya mengecewakannya dan membuat Kyla mengambil keputusanbesar untuk
berpisah. Bukan kekecewaan kecil, tapi kekecewaan yang membuat luka besar didalam
hatinya, pria itu bernama Iqbal. Pria yang lahir di kota Gresik, namanya Iqbal.
Sekarang
Kyla berikrar untuk mengubur semua kenangan itu, ia ingin membuka hatinya untuk
seseorang yang baru yang ada didepan matanya. Entah siapa itu, seseorang yang
akan mengajaknya serius menjalin hubungan untuk masa depan dengan segala
perjuangan yang akan menghadang didepan sana. Aku yakin pria lain akan segera
mengetuk pintu hatinya dengan gagah berani. Pria lain itu pasti akan segera
datang didepan mata tegas milik Kyla.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar